Prakirawan BMKG Maritim Stasiun Tanjung Perak Ady Hermanto mengatakan meski bibit siklon tropis tidak melewati Indonesia. Namun dampak cuaca ekstremny sudah terasa sejak dini.
"Bibit siklonnya menjauhi wilayah Indonesia. Namun potensinya sudah terasa di Selatan Jatim dan beberapa wilayah lainnya," ungkap Ady kepada detikcom, Sabtu ((3/4/2021).
"Memang kondisinya secara tidak langsung kita kena imbasnya angin kencang di beberapa wilayah, terutama beberapa wilayah selatan Jatim," terang Ady.
Sedangkan untuk ketinggian gelombang laut, lanjut Ady, ia menyebut akan terjadi kenaikan di laut utara dan selatan Jawa sekitar3 sampai 5 meter. Kenaikan gelombang itu akan terjadi pada tanggal 7 hingga 10 April mendatang.
"Kemudian untuk ketinggian gelombang memang ada potensi kenaikan mulai tanggal 7 untuk laut Jawa mencapai 3 meter. Untuk selatan Jatim bisa mencapai 5 meter," beber Ady.
"Iya, kami mengimbau masyarakat tetap waspada. Karena angin kencangnya cukup tinggi. Hujan juga akan turun dengan intensitas sedang hingga lebat," tandas Ady.
Sebelumnya BMKG meminta masyarakat mewaspadai potensi cuaca ekstrem di sejumlah wilayah selama sepekan ke depan. Cuaca ekstrem tersebut disebabkan sejumlah faktor.
"BMKG sebagai Tropical Cyclone Warning Center (TCWC) Jakarta mendeteksi adanya 2 bibit siklon tropis, yaitu bibit siklon tropis 90S di Samudra Hindia barat daya Sumatera dan bibit siklon tropis 99S di Laut Sawu, Nusa Tenggara Timur (NTT)," kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, dalam keterangan tertulis, Sabtu (3/4/2021).
Dia menjelaskan keberadaan bibit siklon tersebut secara tidak langsung dapat berkontribusi cukup signifikan terhadap peningkatan labilitas atmosfer dan pertumbuhan awan hujan di sebagian wilayah Indonesia. Selain itu, keberadaan bibit siklon dapat mendorong peningkatan kecepatan angin yang berdampak peningkatan ketinggian gelombang di sebagian wilayah perairan Indonesia.