Ratusan Ton Jahe Impor Dimusnahkan Karena Terkontaminasi Cacing Gelang

Ratusan Ton Jahe Impor Dimusnahkan Karena Terkontaminasi Cacing Gelang

Enggran Eko Budianto - detikNews
Jumat, 26 Mar 2021 22:18 WIB
jahe impor asal myanmar dan india
Jahe asal India dan Myanmar dimusnahkan karena tanahnya mengandung cacing gelang (Foto: Enggran Eko Budianto)
Mojokerto - Sebanyak 287,7 ton jahe dari India dan Myanmar dimusnahkan di Mojokerto. Pasalnya, ratusan ton jahe impor tersebut terkontaminasi tanah yang mengandung nematoda atau cacing gelang.

Ratusan ton jahe tersebut masuk ke Indonesia dari India dan Myanmar melalui Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya pada Desember 2020. Terdapat 3 perusahaan yang mengimpor 287,7 ton jahe tersebut.

Yaitu 234,9 ton jahe dari India diimpor PT IT, 27 ton jahe dari Myanmar diimpor PT MIG, serta 25,8 ton jahe asal India diimpor PT PJA. Ratusan ton jahe itu diimpor dalam 11 kontainer.

Pemusnahan sore tadi digelar di perusahaan pengolahan limbah di Desa Manduro Manggung Gajah, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto. Nampak dua kontainer berisi jahe di lokasi pemusnahan. Beberapa karung jahe dimusnahkan dengan cara dibakar.

Sekretaris Badan Karantina Pertanian (Barantan) Kementerian Pertanian Wisnu Haryana mengatakan, impor 287,7 ton jahe dari India dan Myanmar sudah memenuhi syarat administrasi. Hanya saja saat diperiksa petugas karantina, jahe impor itu terkontaminasi tanah yang mengandung nematoda atau cacing gelang.

"Jahe bertanah ini mengandung nematoda. Sebenarnya masih layak konsumsi, tapi sudah banyak ditemukan jahenya yang busuk," kata Wisnu kepada wartawan di lokasi pemusnahan, Jumat (26/3/2021).

Organisme pengganggu tumbuhan tersebut, lanjut Wisnu, bakal menjadi hama bagi perkebunan jahe di Indonesia jika dibiarkan masuk. Produksi jahe di tanah air berpotensi merugi hingga Rp 3,4 triliun. Itu belum termasuk biaya eliminasi dan biaya lainnya yang harus ditanggung.

"Kalau organisme pengganggu tumbuhan sampai masuk ke wilayah kita, satu yang paling berbahaya, kita punya lahan jahe, kalau sampai menular ke kita, itu akan berpengaruh pada produksi jahe di Indonesia," tegasnya.

Wisnu menjelaskan, jahe impor tersebut tidak serta merta dimusnahkan setelah ketahuan mengandung organisme pengganggu tumbuhan. Para importir telah diminta mengembalikan ratusan ton jahe itu ke negara asalnya.

Pemusnahan pun dilakukan setelah tiga perusahaan importir tidak bisa mengembalikan ke negara asal. Biaya pemusnahan 287,7 ton jahe ini ditanggung ketiga perusahaan tersebut.

"Di Undang-undang 21 tahun 2019 (tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan) sebenarnya ada sanksinya kalau pemilik (importir) tidak mau melakukan pemusnahan," terangnya.

Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati Barantan Kementerian Pertanian AM Adnan menuturkan, pemusnahan jahe impor tidak kali ini saja terjadi. Sebelumnya, 108 ton jahe dari Vietnam dan Myanmar yang masuk melalui Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta juga dimusnahkan.

"Kami sudah menyurati, memberikan peringatan keras ke India, Vietnam dan Myanmar kalau kami temukan sekali lagi mereka mengirimkan jahe terkontaminasi tanah, maka kami larang masuk ke NKRI," tegasnya.

Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Hasan Aminuddin berpendapat, fenomena jahe impor terkontaminasi tanah dan cacing ini menjadi kesalahan semua pihak. Baik Kementerian Pertanian maupun perusahaan importir.

"Kementan salah dalam hal ini karena tidak melakukan pembinaan yang intens. Pengusaha pun salah tidak belajar semua ketentuan perundang-undangan, juklak dan juknisnya. Sehingga pemusnahan hari ini wajib dilakukan agar bangsa kita tidak dilecehkan bangsa lainnya," tandasnya.

Halaman 2 dari 2
(iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.