Epidemiolog asal Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Dr Windhu Purnomo menyambut baik hal ini. Menurut Windhu, peniadaan mudik bisa menekan angka penularan COVID-19.
Namun, Windhu menyebut ada sejumlah hal yang perlu diperhatikan agar peniadaan mudik bisa maksimal tekan penyebaran COVID-19.
"Yang pertama, pemerintah harus lebih ketat dalam membatasi pergerakan masyarakat yang non esensial," kata Windhu saat dikonfirmasi detikcom di Surabaya, Jumat (26/3/2021).
"Prinsipnya tetap harus ada pembatasan. Karena virus itu akan bergerak naik penularannya apabila ada mobilitas yang naik. Karena jelas virus itu akan dibawa oleh inang, inangnya bergerak kemana pun dan akan menulari di tempat dia bergerak kemana pun," imbuh Windhu.
Setelah pembatasan, Windhu menyebut ada cara lain yang bisa dilakukan pemerintah. Yakni dengan mempersulit izin masyarakat yang hendak ke luar kota.
"Menurut saya bisa juga dengan Mempersulit masyarakat jika hendak ke luar kota, seperti DKI Jakarta yang menerapkan SIKM di tahun 2020 lalu," ujar Windhu.
Selain itu, Windhu menambahkan sebaiknya tidak ada promo tiket kendaraan atau digelarnya acara mudik bersama.
"Tidak boleh ada promo maskapai atau perusahaan angkutan udara, angkutan laut, dan darat. Tidak boleh ada acara yang mendorong orang untuk mudik, jangan dilakukan promosi semacam itu," tegasnya.
Di kesempatan yang sama, Windhu berharap pemerintah tidak kendor dalam melakukan tracing hingga testing. Tak hanya itu, Windhu ingin pemerintah lebih aktif lagi mengingatkan masyarakat senantiasa menerapkan 3M yakni memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.
"Pemerintah tidak boleh kendor melakukan testing dan tracing, sekaligus menerapkan pengendalian tegas dan ketat dalam hal prokes 3M di level masyarakat," pungkasnya.
Tonton video 'Menko PMK: Warga Tak Boleh Mudik, Kecuali Urgen':
(hil/iwd)