Bulog juga memastikan pihaknya hanya menerima beras dari petani. Sesuai dengan persyaratan kualitas gabah yang ditetapkan Kementerian Perdagangan.
"Stok kita cukup untuk sembilan bulan ke depan, untuk tiga kota dan kabupaten, seperti Kota Probolinggo, Kabupaten Probolinggo dan Kabupaten lumajang," kata Kepala Bulog Cabang Probolinggo, Krisna Murtiyanto di Probolinggo, Kamis (25/3/2021).
Diketahui, harga gabah saat ini di kalangan petani Kabupaten Probolinggo anjlok di kisaran Rp 2.800 sampai Rp 3.300 per kilogram. Hal ini disebabkan beberapa faktor, di antaranya banyak daerah yang memasuki musim panen.
Selain itu, pada musim hujan ini, banyak gabah yang mengandung air lebih dari 20 persen. Ini juga yang menyebabkan harga gabah anjlok.
Krisna menambahkan, pihaknya memiliki 3 gudang. Yakni Gudang Sukoharjo dengan stok beras 3.041 ton, gudang Kedung Asem 1.709 ton, dan Gudang Klaseman 2.461 ton.
Tak hanya itu, Krisna menyebut untuk penyerapan gabah dan beras dari petani, pihak Bulog tidak melakukan pembatasan. Hanya saja, pedagang kecil harus menjual kepada 12 mitra Bulog.
Jika ingin menjual sendiri, pedagang harus memenuhi beberapa persyaratan. Di antaranya kondisi gabah kotoran hampa maksimal 10 persen, kadar air maksimal 25 persen. Lalu, untuk gabah kering giling, Bulog membeli Rp 5.300 per kilogramnya. Sedangkan untuk beras medium dibeli Rp 8.300 per kilogramnya.
"Untuk petani-petani kecil bisa jual gabah langsung ke Bulog, atau bisa dijual ke 13 mitra kami, kalau petani mau langsung asalkan bisa mengolah sendiri dijemur gabah sampai sesuai standar yang sudah ditentukan kita ambil Rp 5.300 per kilogramnya," papar Krisna.
Saat ini, Bulog juga masih menyimpan sisa stok beras tahun 2019 sebanyak 3.760 ton. Ada pula sisa stok tahun 2020 sebanyak 2.570 ton, dan untuk tahun 2021 Bulog harus melakukan penyerapan atau ketersediaan beras 27.394 ton. Sementara hingga bulan Maret ini, Bulog masih menyerap 1.649 ton.
Tonton juga Video: Ombudsman Cermati Potensi Maladministrasi Keputusan Impor Beras
(sun/bdh)