Sebelum Diinapkan di Kos, Jenazah Istri Dititipkan Suami 6 Jam di Rumah Sakit

Sebelum Diinapkan di Kos, Jenazah Istri Dititipkan Suami 6 Jam di Rumah Sakit

Enggran Eko Budianto - detikNews
Kamis, 18 Mar 2021 16:27 WIB
jenazah istri diinapkan di kos
Dedy saat membuat surat pernyataan di Rumah Sakit Gatoel (Foto: Istimewa)
Kota Mojokerto - Dedy Hakim (43) terpaksa menginapkan jenazah istrinya, Indah Kusnaeni (37) di kamar kos karena kesulitan mencari tempat pemakaman dan ambulans. Usut punya usut, ternyata ia sempat menitipkan jenazah istrinya tersebut selama 6 jam di rumah sakit.

Humas Rumah Sakit Gatoel Priyadi mengatakan, Dedy datang ke IGD pada Minggu (14/3) sekitar pukul 15.00 WIB. Pria yang berprofesi sebagai penagih utang ini meminta bantuan pihak rumah sakit untuk mengecek kondisi istrinya di kamar kos nomor 2, Lingkungan Panggreman VIE, Kelurahan/Kecamatan Kranggan, Kota Mojokerto.

"Tim dokter dan perawat datang ke kos membawa ambulans. Saat diperiksa, ternyata istrinya sudah meninggal dunia karena sakit kanker kelenjar getah bening di lehernya," kata Priyadi saat dikonfirmasi detikcom, Kamis (18/3/2021).

Dedy sudah sekitar satu tahun tinggal bersama istri sirinya di kamar kos tersebut. Namun, Indah masih tercatat sebagai warga Kelurahan Cipete Utara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Sedangkan Dedy asli warga Penarip, Kelurahan/Kecamatan Kranggan.

Karena tidak ada tempat untuk pemulasaraan di tempat kos tersebut, Dedy meminta bantuan RS Gatoel. Jenazah Indah pun dibawa ke rumah sakit menggunakan ambulans sebelum magrib tiba.

"Selesai pemulasaraan habis magrib. Jenazah siap dibawa pulang, tapi suaminya ingin menitipkan jenazah istrinya di rumah sakit dan dia juga bilang kalau belum punya uang untuk membayar pemulasaraan dan ambulans Rp 935.000," terang Priyadi.

Dedy lantas meninggalkan jenazah istrinya di Rumah Sakit Gatoel untuk mencari pinjaman uang. Sekitar pukul 23.30 WIB, dia kembali ke rumah sakit di Jalan Raden Wijaya, Kelurahan Kranggan tersebut.

Lagi-lagi ia ingin menitipkan jenazah istrinya di rumah sakit. Karena pinjaman uang dari temannya baru dia terima Senin (15/3) pukul 06.00 WIB.

"Kami menolak karena tidak ada kulkas jenazah. Selain itu, kalau ada pasien COVID-19 yang meninggal, kami tidak ada tempat. Benar saja ada dua jenazah COVID-19 pada pukul 01.15 dan 01.34 WIB," jelas Priyadi.

Pada Senin (15/3) sekitar pukul 00.30 WIB, lanjut Priyadi, pihaknya mengantarkan jenazah Indah ke tempat kos Dedy menggunakan ambulans. Dedy diminta membuat surat pernyataan mampu melunasi biaya rumah sakit pukul 06.00 WIB. KTP Dedy juga diminta sebagai jaminan.

"Jadi, jenazah di sini bukan karena biaya. Karena dia titip," tegasnya.

Setelah 6 jam menitipkan jenazah istrinya di Rumah Sakit Gatoel, Dedy menginapkan jasad tersebut di kamar kos. Saat itu, dia kesulitan mencari makam dan ambulans untuk membawa jenazah istrinya ke pemakaman. Karena Indah bukan warga Kota Mojokerto dan tidak mempunyai keluarga di kota ini.

Dedy akhirnya mendapatkan makam untuk istrinya di makam panjang Losari, Kecamatan Gedeg, Kabupaten Mojokerto. Jenazah Indah diangkut ke makam menggunakan ambulans PMI sekitar pukul 11.30 WIB. (iwd/iwd)

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.