Farida mengatakan, awalnya ia merupakan pengusaha katering. Namun bisnisnya ambruk karena pandemi.
Perempuan yang pernah menjadi santriwati Pondok Pesantren Al-Yasini Pasuruan ini memutar otak agar bisa bangkit. Ia memutuskan membuat rak bunga.
"Usaha sebelumnya macet. Saya berpikir usaha apa lagi ya di masa pandemi COVID-19. Karena melihat tren bunga hias, banyak orang suka bunga hias, saya mencoba bikin rak bunga," kata Farida di rumahnya, Selasa (9/3/2021).
![]() |
Selain peluang yang menjanjikan, ia memilih usaha rak bunga karena keluarganya memiliki peralatan. Berbekal peralatan usaha dekorasi rumah milik keluarga, ia memulai bisnis rak bunga.
Rak bunga buatan Farida kombinasi kayu dan besi. Model dan ukurannya bervariasi. Antara lain rak dinding dan rak lantai, baik susun dua maupun susu tiga.
"Saya pasarkan produk saya dengan cara online. Ya memanfaatkan teknologi informasi yang kian canggih," terang Farida.
Tanpa ia duga, peminat rak bunga buatannya sangat banyak. Dalam waktu yang tak terlalu lama, ia menerima banyak pesanan. Kini produksinya terus meningkat.
"Saya ada 15 karyawan. Mulai pemotongan besi, pemotongan kayu, pembuatan rak hingga finishing. Ada juga bagian pengemasan," terang Farida.
Farida mengaku, pembeli rak bunga berasal dari berbagai kota di Indonesia. Beberapa kali ia melayani pembeli dari Malaysia selama pandemi COVID-19.
"Saya jualnya antara Rp 100 ribu hingga Rp 300 ribu per unit. Alhamdulillah, saat ini omzet Rp 200 juta per bulan," pungkas Farida.
Simak juga 'Di Tengah Pandemi, Eksportir Arang di Subang Ini Malah Raup Untung Gede':
(sun/bdh)