"Nggak perlu menurut saya. Sekarang pun sudah ketat (Penerapan prokes di mal)," ujar Ketua APPBI Jatim Sutandi Purnomosidi saat dikonfirmasi detikcom, Rabu (10/3/2021).
Sutandi justru mempertanyakan, dari mana anggaran untuk melakukan tes COVID-19 melalui GeNose C19. Mengingat, penerapan GeNose C19 di stasiun kereta api ditarif Rp 20 ribu.
"Pertanyaannya siapa yang mau tanggung costnya (Biayanya)? Pemerintah?," jelas Direktur Marketing Pakuwon ini.
Dia menilai, penerapan prokes di pusat perbelanjaan sudah sangat ketat. Menurutnya pengunjung yang hendak masuk pusat perbelanjaan sudah dicek terlebih dahulu prokesnya saat masuk mal.
"Protokol sekarang sudah sangat ketat, nggak perlu lah menurut saya," imbuhnya.
Tempat bioskop, jelas dia, yang berada di pusat perbelanjaan Jatim saat ini masih berkoordinasi dengan Satgas COVID-19 setempat untuk buka kembali.
"Sekarang dalam persiapan. XXI sedang koordinasi dengan Satgas COVID-19 setempat, untuk approval protokolnya," pungkasnya.
Sebelumnya pemerintah berencana memasang alat deteksi COVID-19, yaitu GeNose C19, di bioskop-bioskop. Rencana ini sudah dibicarakan oleh Menko PMK Muhadjir Effendy dengan Menparekraf Sandiaga Uno.
"Jadi saya sudah ada pembicaraan dengan Menparekraf (Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno), untuk pengamanan bioskop nanti akan dipasang GeNose untuk gedung-gedung bioskop. Soal teknisnya nanti masih akan dibicarakan dengan Pak Menparekraf," kata Muhadjir dalam keterangan di situs resmi Kemenko PMK, Rabu (10/3/2021).
(fat/fat)