Lima karya ini terpilih dari sebanyak 412 proposal yang diajukan berbagai lembaga. Baik perguruan tinggi, badan penelitian milik pemerintah maupun perusahaan swasta.
Total karya yang terpilih sebanyak 112 Inovasi Indonesia 2020. Pemilihan ini didasarkan beberapa tahapan secara online dan klarifikasi dalam penetapan inovasi, yang berkesempatan mendapatkan mediasi atau intermediasi dalam upaya hilirisasi produk inovasi menuju industri.
Wakil Rektor Universitas Brawijaya Bidang Akademik Prof Dr Aulanni'am berharap, setiap tahun akan lebih banyak karya inovasi civitas akademika UB, yang mendapat pengakuan dan bisa digunakan masyarakat.
"Hal ini terutama karena UB sudah mempunyai tahapan yang bagus tentang manajemen inovasi dan hilirisasinya," katanya kepada wartawan, Selasa (9/3/2021).
Program Inovasi Indonesia pertama kali diluncurkan pada 2008 oleh Business Inovation Center-Kementerian Riset dan Teknologi. Tahun 2020 merupakan tahun ke-12 dengan diluncurkannya 112 Inovasi Indonesia.
Sementara karya inovator Universitas Brawijaya yang terpilih adalah Dr Anang Lastriyanto dengan Technology Four in One pada Pengolahan Madu (Ketahanan Pangan) dan Sasongko Aji Wibowo STP melalui Inovasi Peningkatan Jumlah Umbi dengan Teknologi Pengerat Bibit Singkong (Ketahanan Pangan).
Kemudian Prof Dr Aulanni'am dkk dengan Alat Deteksi Dini Penyakit Tiroid Autoimun Menggunakan Rapid Test TPO dan TSHR untuk Ibu Hamil: Menuju Peningkatan Sumber Daya Manusia yang Berkualitas dan Berdaya Saing (Teknologi Kesehatan dan Obat-Obatan).
Lalu karya Prof Dr dr Djanggan Sargowo dan dr Ardian Rizal melalui Pengembangan Potensi Polisakarida Peptida dari Ekstrak Miselia Ganoderma lucidum, sebagai Upaya Pencegahan Sekunder dan Perbaikan Kualitas Hidup Pasien NSTEMI, STEMI dan Gagal Jantung (Teknologi Kesehatan dan Obat-Obatan) dan Vian Dedi Pratama dkk dengan Mesin Penetas Telur Penyu Otomatis (Matigator) Rekayasa Jenis Tukik Jantan dan Betina Berbasis Android.
Lihat juga video '10 Universitas Terbaik Indonesia 2020 Versi Webometrics':
(sun/bdh)