Hal itu disampaikan tenaga teknis arkeologi Museum Daerah Lumajang Aries Purwantini. Survei lapangan ini akan dilakukan untuk melihat secara langsung benda-benda temuan tersebut.
Selain itu juga untuk melihat benda pusaka yang ditemukan tersebut merupakan barang buatan baru atau lama sehingga bisa diketahui keaslian barang tersebut.
"Saya kemarin banyak dihubungi teman-teman tentang benda temuan di Desa Selok Awar Awar. Namun kami belum bisa memastikan asli atau tidak. Kami akan melakukan survei lapangan dulu untuk melihat keasliannya," ujar kepada detikcom, Jumat (5/3/2021).
Selain itu, survei lapangan juga untuk melihat lokasi penemuan benda pusaka tersebut merupakan lokasi cagar budaya atau tidak. Lokasi penemuan itu sendiri berada di pekarangan rumah.
"Termasuk kita akan melihat lokasi temuan benda tersebut merupakan kawasan potensial sebagai cagar budaya atau tidak," pungkas Aries.
31 Benda pusaka itu ditemukan oleh Sholeh Hadi pada Rabu (24/2) di pekarangan rumah tetangganya. Awalnya ada 8 benda yang ditemukan. Selang beberapa hari kemudian, Sholeh kembali menemukan benda pusaka lainnya di lokasi tersebut hingga total terkumpul 31 benda pusaka. Benda pusaka tersebut berwarna kuning emas.
Benda pusaka berwarna kuning keemasan tersebut terdiri dari berbagai jenis seperti keris, semar, cambuk, patung. Keluarga Sholeh akhirnya menyerahkan benda pusaka tersebut kepada Pemerintah Desa Selok Awar Awar. (iwd/iwd)