Walhasil, biasanya para pelajar menggunakan sepeda angin saat berangkat sekolah, kini memanfaatkan perahu. Pelajar yang memanfaatkan perahu untuk berangkat sekolah tersebut adalah para pelajar yang sekolah di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Thoriqotus Salam Desa Simosari, Kecamatan Kalitengah.
Mereka terpaksa sekolah menggunakan perahu karena jalan-jalan desa menuju sekolah terendam banjir dan tidak bisa dilalui kendaraan. Setiap hari para pelajar ini harus menempuh perjalanan sejauh 2 KM menggunakan perahu kecil menyusuri sungai. Banjir kali ini terendam akibat luapan Sungai Bengawan Njero.
"Karena jalannya terendam air banjir, sekolahnya ya naik perahu. Kalau naik sepeda risiko buat anak-anak," kata Ilham Kiromul Fateha, salah seorang pelajar yang sekolah di MI Thoriqotus Salam kepada wartawan, Rabu (3/3/2020).
Ilham mengaku, ongkos naik perahu tidak mahal, hanya Rp 3 ribu untuk pergi dan pulang sekolah. "Kalau pakai sepeda, takut terjatuh karena jalannya rusak. Dan biar tidak telat, ya berangkat lebih pagi sambil menunggu jemputan perahunya datang," aku Ilham.
"Selain untuk menjaga keselamatan, naik perahu juga masih didampingi orang tua sejak dari rumah hingga masuk sekolah," imbuh Imron.
Para orangtua dan guru berharap agar pemerintah bisa secepatnya membangun jalan yang rusak akibat banjir Lamongan ini.
![]() |
Sementara Bupati Lamongan Yuhronur Efendi mengatakan, banjir jilid 2 ini berimbas ke 5 kecamatan. Tapi saat ini tinggal 2 kecamatan, yaitu Kecamatan Turi dan Kalitengah. Pihaknya sudah mengaktifkan pompa air yang menuju ke Bengawan Solo dengan kapasitas yang besar.
"Pompa sudah kita aktifkan. Mudah-mudahan dalam beberapa hari atau tidak sampai beberapa hari ketinggiannya bisa normal, pembuangan lancar dan genangan-genangan air bisa segera surut," terang Yuhronur.