Meski Surut, Namun Banjir di Lamongan Masih Merendam 6 Kecamatan

Meski Surut, Namun Banjir di Lamongan Masih Merendam 6 Kecamatan

Eko Sudjarwo - detikNews
Kamis, 25 Feb 2021 12:00 WIB
banjir di lamongan
Air masih merendam jalan di desa yang terendam banjir di Lamongan (Foto: Eko Sudjarwo)
Lamongan - Banjir masih terjadi di Lamongan. Banjir di Lamongan yang sudah berlangsung hampir 2 bulan ini telah merendam setidaknya 6 kecamatan di Lamongan.

Data yang dihimpun dari BPBD Lamongan menyebutkan 6 kecamatan yang masih terimbas luapan Bengawan Njero tersebut adalah Kecamatan Karangbinangun, Glagah, Deket, Kalitengah, Turi, dan Karanggeneng.

"Di 6 kecamatan ini ada 37 desa yang terendam banjir," kata Kasi Tanggap Darurat BPBD Lamongan Muslimin pada wartawan, Kamis (25/2/2021).

Dibanding kemarin di mana ada 64 desa di 5 kecamatan yang terendam, kata Muslimin, jumlah desa yang tergenang saat ini memang berkurang. Namun, jumlah rumah terendam di 6 kecamatan ini bertambah menjadi 4.156 rumah yang dihuni 4.324 KK.

banjir di lamonganFoto: Eko Sudjarwo

Dan Kecamatan yang paling banyak rumah terendam adalah Kecamatan Turi yang mencapai 1632 rumah. Selain rumah dan jalan desa, banjir di Lamongan juga menenggelamkan lahan tambak yang berisi ikan siap panen dengan luas tambak terimbas mencapai 1.375 hektar.

"Ketinggian air yang menggenangi rumah antara 5 hingga 50 cm, sementara ketinggian air yang menggenangi jalan antara 30 hingga 80 cm," ujarnya.

Kondisi banjir yang terjadi di kawasan Bengawan Njero ini diakui oleh Kades Gambuhan, Kecamatan Kalitengah, Ahmad Yasin. Selain menggenangi rumah warga, terang Yasin, banjir juga menggenangi jalan desa dan areal tambak milik warga yang berisi ikan siap panen. Akibatnya, selain rugi karena rumah tergenang, warga juga banyak yang mengalami gagal panen ikan karena diterjang banjir.

"Aktivitas warga juga banyak yang terganggu karena banjir tidak hanya rumah, jalan juga terendam," aku Yasin.

Yasin menyebut banyak motor warga yang mogok karena nekat melewati jalan yang terendam banjir. Sementara, kendaraan roda empat juga enggan untuk melintas karena takut terperosok.

"Sebenarnya kita juga kasihan ke warga, tapi mau bagaimana lagi," pungkasnya. (iwd/iwd)