Nurul Machrus (39) merupakan pencari bibit porang yang sempat hilang di hutan Banyuwangi. Selain pria hilang itu, warga yang mencarinya juga merasakan hal mistis.
Sebelum Nurul ditemukan dini hari tadi, warga Dusun Sumbernanas, Kelurahan/Kecamatan Kalipuro merasakan beberapa hal berbau mistis. Di antaranya, warga mendengar teriakan perempuan dari arah hutan. Selain itu, saat sudah bertemu Nurul, warga sempat tidak bisa pulang, karena jalan yang dilalui mereka sebelumnya tertutup rerimbunan.
Namu (68), bapak mertua Nurul menyatakan, proses ditemukannya korban sangat rumit. Tidak masuk dalam logika masyarakat kebanyakan. Pada malam sebelum Nurul ditemukan, dirinya mendengar sebuah teriakan minta tolong dari arah hutan. Padahal, jarak terdekat antara rumah warga dengan hutan lebih dari 1 kilometer. Suara yang terdengar pun suara seorang wanita, bukan suara Nurul.
Namu yang penasaran kemudian bertanya kepada anak dan cucunya. Rupanya, mereka juga mendengar suara serupa. Tak sampai di situ saja, warga kampung juga mendengar suara itu. Seluruh warga keluar rumah.
"Warga itu ramai-ramai mencari di hutan tapi tidak ketemu. Lalu pulang. Sekitar jam 11 malam ada suara wanita berteriak dari arah hutan. Ternyata warga sekampung juga mendengarkannya," kata Samu, Kamis (24/2/2021).
Berbekal senter dan pencahayaan lainnya, puluhan warga memasuki hutan. Suara tersebut berganti menjadi suara seorang pria. Yakni suara Nurul. Namun anehnya, warga sekitar melihat Nurul berlarian menjauhi warga. Hingga akhirnya, Namu menangis dan berteriak memohon Nurul untuk berhenti berlari.
Saking kencangnya berlari, rombongan warga pun berhenti. Bukan karena tidak sanggup mengejar, namun jalur pelarian Nurul tidak layak untuk diikuti. Nurul menerjang semak belukar dan rerumputan tinggi.
Bahkan, jalur Nurul berlari tidak menimbulkan bekas apa pun. "Dikejar warga malah anak saya berlari menjauh. Setelah itu saya panggil dia, saya bilang 'kalau dia anak saya dan saya minta untuk berhenti'. Barulah berhenti," kata Namu.
Kejadian aneh lainnya dirasakan saat warga sudah bertemu dengan Nurul. Mereka tak bisa pulang karena jalur sudah tertutup dengan semak belukar. Dengan menggunakan parang yang dibawa Nurul, akses jalan menuju pulang akhirnya ditemukan.
"Waktu mau pulang, kami semua sempat kebingungan. Karena tidak ada jejak apa pun. Satu pun rumput yang terpijak juga tidak tampak," kata Namu.
Saksikan juga 'Top! Pria di Madiun Jadi Miliarder Setelah Budidaya Porang':
Semua keanehan itu dirasa terjawab saat Nurul diminta keterangan oleh warga. Dalam sudut pandang warga, Nurul berlari menjauh saat berusaha dikejar. Namun dari pandangan Nurul, dirinya justru berlari untuk menggapai suara dari para warga tersebut.
Warga Lingkungan Sumbernanas mengakui peristiwa berbau mistis tersebut. Namun tidak dengan tim SAR yang melakukan pencarian. Mereka berpedoman, korban kemungkinan mengalami dehidrasi atau kecapekan sehingga terjadi penurunan konsentrasi.
"Alhamdulillah, lewat tengah malam tadi korban bisa dievakuasi dengan kondisi selamat. Terlepas dari cerita korban, mungkin korban ini linglung sesaat. Mungkin korban ini kecapekan sehingga lupa dan bingung jalan pulang," kata Koordinator Pos Basarnas Banyuwangi, Wahyu Setia Budi.
Seperti diberitakan sebelumnya, Nurul dilaporkan hilang sejak Sabtu (20/2). Mendapati laporan ini, Tim SAR, TNI/ Polri dibantu warga, saat itu langsung berupaya melakukan pencarian. Namun hingga tiga hari dicari, pria hilang itu tak kunjung ditemukan. Selain terkendala cuaca, Tim SAR Gabungan yang melakukan upaya pencarian juga terkendala medan berat di dalam hutan.