"Belum ada laporan kerusakan. Semoga semua baik-baik saja," kata Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Pacitan, Dianitta Agustinawati, Rabu (24/2/2021).
Meski sejauh ini gempa Gunung Kidul yang terjadi tidak berdampak serius, namun warga diimbau tidak lengah. Kesiapsiagaan tetap diperlukan sebagai wujud upaya pengurangan risiko.
Selama ini, lanjut dia, upaya sosialisasi dan edukasi terus dilakukan sampai ke tingkat bawah. Terutama bagi mereka yang tinggal di kawasan rawan. Warga pun sudah akrab dengan budaya mitigasi.
"Imbauan ditingkatkan lewat edukasi langsung ke wilayah pesisir, media, relawan, koordinasi tiga pilar untuk membantu meningkatkan kewaspadaan potensi gempa dan tsunami," katanya.
Sebelumnya, BMKG memaparkan hasil pendataan selama sebulan pertama tahun 2021, intensitas kegempaan di Indonesia mengalami kenaikan signifikan. Selama Bulan Januari gempa dengan kekuatan M 5 tercatat lebih dari 85 kali.
Peningkatan intensitas gempa tersebut terjadi pada sejumlah wilayah di Tanah Air. Mulai dari Aceh, Nias, Bengkulu dan Lampung. Juga selatan Jawa meliputi Banten, Jabar dan Jateng.
Di bagian timur peningkatan kegempaan juga melanda Lombok, Sumbawa, Sumba, hingga ke Sulawesi. Mulai dari Sulbar, Sulteng, Gorontalo hingga Laut Maluku.
"Kita tidak bisa memprediksi atau pun meramalkan kapan gempa bumi terjadi. Tetapi kita bisa memperkirakan zona-zonanya. Mana yang harus diwaspadai," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati saat melakukan pemantauan di Pantai Teleng Ria, Pacitan, Kamis (18/2). (sun/bdh)