Sedangkan cabai keriting yang biasanya Rp 30 ribu per kilogram, kini naik menjadi Rp 50 ribu per kilogram. Wah, pedasnya harga cabai!
"Naiknya itu sejak tahun baruan itu. Karena cabai di Ponorogo banyak yang busuk akhirnya kurang barangnya," tutur Suprihatin, salah satu penjual cabai di Pasar Relokasi, Minggu (21/2/2021).
Menurutnya, karena harganya yang mahal akhirnya banyak pembeli yang mengurangi jatah pembelian. Yang biasanya membeli satu kilogram kini hanya seperempat kilogram atau satu ons.
"Yang jualan atau kulakan biasanya 3 sampai 4 kresek sekarang tinggal 2 kresek," jelas Suprihatin.
Suprihatin mengaku, biasanya dia kulakan 50 kilogram cabai dan habis dalam sehari. Kini dia hanya berani kulakan 10 kilogram cabai. Itu pun selama tiga hari terakhir cabai miliknya masih ada.
"Ini 10 kilogram sudah tiga hari belum habis," imbuh Suprihatin.
Meski ada kenaikan harga, cabai saat ini cepat busuk karena musim hujan. Kiriman cabai saat ini hanya menunggu pasokan dari Kediri, Pacitan, Blitar dan Mojokerto.
"Barang naik tapi banyak yang busuk," terang Suprihatin.
Selain cabai, sejumlah bumbu dapur juga mengalami kenaikan. Bawang merah yang awalnya Rp 20 ribu menjadi Rp 25 ribu per kilogram. Bawang putih Rp 18 ribu menjadi Rp 22 ribu per kilogram. Kentang biasanya Rp 10 ribu naik menjadi Rp 13 ribu per kilogram.
Sementara pedagang cabai lainnya, Tumini menjelaskan, kenaikan harga cabai ini dinilai wajar terjadi di setiap tahun baru. Sebab, barangnya sedikit namun kebutuhannya banyak.
"Apalagi musim hujan di Ponorogo ini, banyak tanaman cabai yang gagal panen kena virus, jamur," ujar Tumini.
Tumini pun memprediksi, ke depan harga cabai rawit bisa lebih dari Rp 100 ribu jika cuaca tetap mendung dan hujan. "Tahun lalu sempat Rp 110 ribu paling tinggi," pungkas Tumini.
Simak video 'Harga Cabai di Bandung Kian 'Pedas', Tembus Rp 100 Ribu':
(sun/bdh)