Belum ada kesimpulan siapa yang bertanggung jawab atas kejadian keracunan massal tersebut. Polisi sendiri masih melakukan penyelidikan. Selain memeriksa para saksi, polisi juga telah mengambil sampel dari mi ayam tersebut.
"Kita sudah lakukan lidik dan Kasat Reskrim sudah saya perintahkan langsung dini hari tadi untuk mencari tahu penyebab keracunan. Kami masih memintai keterangan saksi dan mengambil sampel mi ayam untuk mengetahui kandungan apa yang menyebabkan keracunan," ujar Kapolres Nganjuk AKBP Harviadhi Agung Pratama saat dikonfirmasi detikcom Jumat (19/2/2021).
Harvi mengatakan pengungsi menyantap mi ayam pada Kamis sore (18/2) sekitar pukul 15.30 WIB. Pengungsi yang menyantap mi ayam mengalami gejala keracunan mulai sekitar pukul 22.00 WIB hingga pukul 24.00 WIB.
"Kalau menyantap mi ayam sore sekitar pukul 15.30 WIB dan baru merasakan gejala keracunan antara sekitar pukul 22.00 WIB hingga pukul 24.00 WIB," kata Harvi.
Para pengungsi sendiri mengalami gejala keracunan seperti mual, muntah, sakit perut melilit, dan diare beberapa jam usai menyantap mi ayam. Mereka yang mengalami gejala langsung dilarikan ke rumah sakit. Bahkan ada 1 pengungsi yang dilarikan ke RSUD Nganjuk karena gejalanya yang berat.
"Sakit perut melilit, mual, muntah, dan diare. Sering lari ke kamar mandi," papar Harvi.
Harvi mengatakan, saat ini sekitar 20 pengungsi longsor Nganjuk yang mengalami keracunan menjalani perawatan di Puskesmas Ngetos. Tim medis masih melakukan pendataan tentang kemungkinan adanya korban keracunan massal baru.
"Kita terus pantau dan tim medis masih melakukan pendataan nama korban," jelasnya.
Simak juga video 'Mensos Risma Beri Santunan 9 Ahli Waris Korban Longsor Nganjuk':
(iwd/iwd)