Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Miftachul Akhyar mengukuhkan dan melantik pengurus MUI Jatim periode 2020-2025 di Gedung Negara Grahadi, Senin (15/2). Miftachul Akhyar berpesan pengukuhan ini sebagai ajang menunjukkan jati diri ulama.
"Ini kesempatan untuk para Majelis Ulama untuk menunjukan jati diri ulama, kesaktiannya. Dengan dilantik, otomatis tugas-tugas sudah menanti, kejujuran, keadilan ditekankan. Ini kalau sudah menjadi budaya, insyaallah lah musibah-musibah itu (berlalu). Kita gak bicara sesuatu rasional saja, di luar itu harus jadi pedoman kita," ujar Miftachul Akhyar di Gedung Negara Grahadi usai pengukuhan dan pelantikan pengurus MUI Jatim 2020-2025, Senin (15/2/2021) malam.
Miftchul Akhyar juga meminta para pengurus MUI Jatim berikhtiar lahir dan batin untuk turut serta memerangi pandemi COVID-19. Apalagi, menurut Miftachul Akhyar, pandemi ini berdampak pada tempat ibadah khususnya masjid.
"Kita ikhtiar batin, munajat, saya kira itu tetap (dilakukan) terutama pandemi Corona, bukan hanya orang sakit, dan sudah banyak yang meninggal. Tapi tata tertib peribadahan juga terganggu. Masjid banyak ditutup, saf dibatasi," terangnya.
"Kerumunan-kerumunan itu, kumpul-kumpul itu sebetulnya sesuatu yang melahirkan keberkahan. Justru di pandemi ini jadi pantangan. Kita memohon ke Allah agar bisa kembali normal kehidupan ini," lanjutnya.
Turut hadir dalam pengukuhan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Wagub Jatim Emil Elestianto Dardak, Wakapolda Jatim Brigjen Pol Slamet Hadi Supraptoyo, dan Sekdaprov Jatim Heru Tjahjono.
Dalam pengukuhan tersebut, Khofifah menjadi Ketua Dewan Pertimbangan MUI Jatim, serta Wagub Emil Elestianto Dardak sebagai Wakil Ketua Dewan Pertimbangan MUI Jatim bersama KH Ali Masyhuri (Gus Ali), KH Abdusshomad Buchori, H Saifullah Yusuf (Gus Ipul), KH Marzuki Mustamar, KH Sa'ad Ibrahim.
Sementara itu, berdasarkan Surat Keputusan Dewan Pimpinan MUI Provinsi Jawa Timur No. Kep. 01/MUI/DPM/II/2021 tentang Susunan Personalia Pengurus Komisi, Lembaga dan Badan MUI Provinsi Jawa Timur mengukuhkan sebanyak 20 orang sebagai Ketua Komisi, Lembaga dan Badan MUI Jatim Masa Khidmat 2020-2025.
Dalam sambutannya, Khofifah mengatakan, bahwa MUI Jatim diharapkan bisa menjadi frontliner (beranda depan) untuk menyiapkan industri halal food di Indonesia.
Khofifah menjelaskan, sebagaimana diketahui, umat Islam di dunia mencapai 1,9 miliar atau setara 24 persen. Namun Indonesia yang memiliki umat Islam terbesar di dunia ini merupakan importir terbesar halal food. Selain itu, Indonesia saat ini juga belum masuk 10 besar dunia untuk halal food.
Untuk itu, lanjut Khofifah, pembangunan sentra-sentra industri makanan halal di setiap kabupaten/kota di Jatim bisa menjadi salah satu program strategis MUI Jatim. Dalam hal ini, MUI Jatim bisa saling bersinergi dengan Pemprov Jatim dalam banyak format.
"Ini bagian yang sangat penting untuk dibangun sinergitasnya. Jadi kami berharap, Kawasan Industri Halal (KIH) yang sekarang terinisiasi di Sidoarjo akan tersupport dengan kekuatan MUI di provinsi maupun kabupaten/kota," tuturnya sambil menyampaikan optimisme bahwa Indonesia bisa masuk 10 besar produsen Halal Food di dunia.
Lebih lanjut disampaikan Khofifah, proses kolaborasi dalam struktur MUI terdapat kiai, santri dan akademisi, tentu merupakan kekuatan yang lengkap. Format seperti ini akan menjadi penguatan Jatim sebagai lokomotif produsen halal food.
Sementara itu, Ketua MUI Jatim KH M Hasan Mutawakkil Alallah mengatakan, Dewan Pimpinan MUI Jatim yang baru saja dilantik harus menjaga amanah dengan penuh tanggung jawab. Apalagi, dirinya menegaskan bahwa menjaga amanah merupakan sebuah kemuliaan yang wajib hukumnya.
Selain itu, Ia berharap, MUI harus jadi motor penggerak kekuatan pengembangan Ukhuwah Islamiyah, Ukhuwah Insaniyah, dan Ukhuwah Wathaniyah.
"Kita tentunya semua berharap dan berdoa mudah-mudahan kita semua melaksanakan amanah ini sebaik-baiknya," harapnya sambil menegaskan MUI Jatim akan terus mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).