Penemuan alat transaksi jual beli jaman dulu atau yang biasa disebut uang gobog tersebut berawal dari adanya renovasi pembangunan areal parkir Warung Kemarang, pada Selasa (2/2) sekitar pukul 10.00 Wib.
"Saat itu beberapa bagian tanah sekitar satu meter diturunkan sehingga jalannya datar agar perkiraannya mudah. Ketika melakukan penggalian tukang gali menemukan uang logam lama," ujar Pemilik Warung Kemarang Wowok Meriyanto, Kamis (4/2/2021).
Benda itu ditemukan saat meratakan tanah. Pekerja bangunan tak sengaja menemukan bongkahan benda yang dikira batu. Namun saat digali lebih dalam ternyata ada koin kuno yang jumlahnya diperkirakan mencapai ribuan.
![]() |
Temuan itu kemudian dilaporkan ke Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi. Selanjutnya, Tim Ahli Purbakala datang kesini dan membawa alat metal detector yang bisa melihat sekitarnya.
"Temuan galian itu ditemukan dua tahap penemuan. Pertama ditemukan oleh para pekerja yang masih dalam bentuk bongkahan seberat 35 kilogram. Kemudian setelah Tim Ahli Purbakala datang kesini dan membawa alat metal detector yang bisa melihat sekitarnya. Akhirnya ditemukan kembali, namun tidak banyak. Total sekitar Total 36,5 kilogram saat ditimbang," ungkap Wowok.
Dia melanjutkan, koin-koin yang ditemukan bentuknya tipis dan berlubang di bagian tengah. Kini uang gobog tersebut masih diamankan. Pihaknya berencana akan menjadikan koin kuno itu histori Warung Kemarang.
"Tetapi seandainya dari dinas pariwisata atau pemerintah ingin membuat museum koin kuno, kalau memang itu dari pemerintah akan kami berikan. Yang jelas kami tidak akan menjual kepada siapapun yang mau membeli," tandas Wowok.
Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kabupaten Banyuwangi menduga ribuan koin kuno yang hampir membatu ini ternyata koin kuno China yang berasal dari Dinasti Song.
Anggota TACB Banyuwangi, Bonavita Budi Wijayanto mengatakan, dari beberapa sampel yang diteliti, pihaknya mengidentifikasi ribuan koin kuno tersebut berasal dari Dinasti Song dengan tulisan Da Guan Tong Bao. Dinasti Song sendiri diketahui merupakan dinasti yang berkuasa di kerajaan Cina sekitar abad 9 sampai 11 Masehi.
"Sejauh ini kita belum bisa menyimpulkan asal muasal koin tersebut. Kecuali ada temuan lain yang bisa mendukung temuan sebelumnya," kata Bonavita.
Menurut Bonavita, temuan ini menjadi yang terbesar yang pernah ditemukan di Banyuwangi. Koin perunggu tersebut memiliki berat sekitar 36 kilogram dengan jumlah yang diperkirakan mencapai 10 ribu keping.
"Kita identifikasi berdasarkan tulisan yang terukir di koin. Siapa nama raja yang berkuasa dan tahun saat koin tersebut diterbitkan,"jelas Bonavita.
Jika diukur, satu koin kuno tersebut memiliki berat rata-rata 2 gram dengan bahan dari perunggu atau paduan logam lain seperti tembaga, timah, besi dan sedikit emas. Kombinasi logam itulah yang akhirnya membentuk logam alloy dan membuat koin kuno tersebut bertahan sampai ribuan tahun.
"Kita hanya mengambil 200 keping koin untuk sampel. Sementara sisanya kita biarkan disimpan oleh pemilik tanah tempat koin ditemukan," katanya.
Ilham Triadi, anggota TACB lainya menambahkan, Waroeng Kemarang tempat ditemukannya ribuan koin kuno ini sebelumnya memang tanah untuk rumah. Ada kemungkinan di sekitar lokasi temuan masih ada koin-koin kuno yang terpendam di dalam tanah.
"Bisa jadi punya pejabat yang dulu tinggal di situ atau saudagar. Kita harap bisa mencari lagi di sekitarnya," tutupnya.