Ini diduga menandakan adanya material pijar terus keluar di dalam kaldera Gunung setinggi 3.332 mdpl itu. Kepala PPGA Raung, Mukijo mengatakan, ini menandakan adanya sistem erupsi yang lebih terbuka. Material pijar pun sudah berada di dalam kawah.
"Tremor menerus sebenarnya terjadi sejak kemarin. Menerus itu (tremor) karena sistem di gunungnya lebih terbuka," ujarnya kepada detikcom, Selasa (2/2/2020).
Tremor menerus terekam dengan amplitudo 4-32 mm (dominan 10 mm). Sementara tektonik lokal terjadi 1 kali dengan amplitudo 11 mm, S-P 3,1 detik dan durasi 29 detik.
Menurutnya, material pijar sudah keluar di dalam kaldera Gunung Raung. Meski tak ada bukti otentik, namun dari pantulan cahaya dari asap yang membumbung tinggi di puncak gunung, bisa membuktikan jika material tersebut ada.
"Sebenarnya sudah ada material pijar indikasi seperti itu. Walau pun belum ada bukti otentik tapi indikasi adanya tremor menerus ada pijar magma di kawah," tambahnya.
Meski hujan, namun tidak mempengaruhi adanya erupsi Gunung Raung. "Tidak berpengaruh. Tetap erupsi," lanjutnya.
Dalam data dari PPGA Raung, tercatat erupsi Gunung Raung terus berlangsung. Ditandai dengan adanya asap kawah teramati berwarna putih dan kelabu, dengan intensitas tipis hingga sedang, dan tinggi 300-700 m di atas puncak kawah. Asap atau abu mengarah ke timur. Selain itu, terdengar suara gemuruh namun statusnya masih di level II, waspada. (sun/bdh)