Erupsi Gunung Raung memasuki babak baru. Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Raung mengamati adanya cahaya api.
Petugas PPGA Raung, Burhan Alethea membenarkan hal tersebut. Cahaya api terlihat melalui CCTV. Dalam rekaman CCTV itu, awan yang berembus di atas puncak Gunung Raung terlihat memantulkan warna merah api.
"Memang semalam terlihat di CCTV. Secara kasat mata tidak terlihat karena itu (sumber cahaya api) ada di dalam kaldera," ujarnya kepada detikcom, Senin (25/1/2021).
Cahaya merah api itu, kata Burhan, muncul sekira pukul 22.00 WIB, Minggu (24/1). Cahaya berwarna merah muncul di awan dari pantulan sumber cahaya yang diduga adalah magma yang sudah keluar.
"Itu lah yang dinamakan letusan strombolian. Ada lontaran batu pijar dan lava di dalam kaldera seperti pada umumnya letusan Raung. Terpantau sejak malam hingga pagi," tambahnya.
Sehari sebelumnya, muncul awan putih di atas permukaan puncak. Burhan memprediksi, awan putih itu muncul karena keluarnya magma dari dalam kaldera Gunung Raung. Magma yang keluar melewati lokasi yang memiliki kandungan uap air. Sehingga muncul uap putih di puncak gunung.
"Jadi magma sudah keluar. Ditandai pagi hari awan kelabu menjadi putih beberapa jam, kemudian malam hari terlihat cahaya api di asap yang muncul," tambahnya.
Untuk kegempaan pun juga berbeda. Pengamatan PPGA Raung, gempa embusan lebih besar dibandingkan dengan gempa tremornya. Hal ini dikarenakan magma sudah keluar dan berada di kaldera. Sebelumnya, gempa tremor lebih dominan dibandingkan dengan gempa embusan, karena magma mencari jalan keluar di permukaan kaldera.
"Ada perbedaan sejak asap putih keluar. Kegempaan embusan berbanding terbalik lebih besar embusan dari tremor. Kalau asap kelabu kemarin mendobrak jalan keluar magma dari atas dan sekarang terbuka malah terbalik," tambahnya.