Penjual jamu tersebut yakni Katimen. Ia tertipu seorang pembeli ketika berjualan di Dusun Maguan, Desa Soso, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar pada Minggu (24/1), sekitar pukul 08.00 WIB.
Kepada detikcom, Katimen mengaku seperti kena gendam. Dia tanpa sadar menyerahkan uang Rp 70 ribu ke seorang pembeli yang meminta kembalian. Padahal, tiga botol jamu yang dijualnya seharga Rp 30 ribu belum dibayar.
"Orangnya tadi itu keburu-buru, katanya mau ambil uang dulu di rumah. Saya ndak bisa mikir, wong belum bayar kok minta kembalian. Ya saya ambil dompet, semua uang di dalamnya saya kasihkan yang puluhan ribu itu Rp 70 ribu. Sisanya tinggal Rp 6 ribu di dompet saya," tuturnya, Senin (25/1/2021).
Begitu dia serahkan uang Rp 70 ribu dan tiga botol besar jamu beras kencur, lelaki paruh baya yang mengendarai motor matic itu langsung kabur ke arah Utara.
Katimen sehari-hari berjualan jamu tradisional buatan sang istri. Berangkat dari rumahnya sekitar pukul 07.00 WIB, bersama sepeda tuanya dia berkeliling sejauh 30 km untuk menjajakan dagangannya.
Rutenya dari Ngaringan ke selatan lalu ke timur menuju Pasar Wlingi. Kemudian ke selatan lalu ke barat sampai di Pasar Talun. Istirahat sebentar di situ, bapak dua putra ini meneruskan mengayuh sepeda tuanya ke arah utara menuju Desa Tambakan lalu Gandusari dan baru pulang ke rumahnya. Biasanya, dia baru pulang ke rumahnya di Desa Ngaringan, Gandusari sekitar pukul 17.00 WIB.
"Hasilnya sehari itu kalau habis bisa bawa pulang uang Rp 150 ribu. Yang separuh buat kulakan empon-empon buat jamu besoknya. Yang sebagian buat belanja. Saya selalu dibawain istri uang, buat kembalian. Sama jaga-jaga kalau ban sepeda bocor atau rantai rusak, maklum sepeda tua," imbuhnya.
Kisahnya kemudian viral di media sosial. Banyak netizen yang berempati. Untuk sementara, donasi dari netizen untuk Kakek Katimen terkumpul Rp 1,4 juta. Uang tersebut langsung diberikan oleh Angga Tri Kuntarko, salah satu pemilik akun Facebook yang mem-posting soal kakek penjual jamu ditipu tersebut. (sun/bdh)