Humas MUI Kabupaten Blitar, Jamil Mashadi mengatakan, Kai Zamrodji dinyatakan wafat oleh tim medis RSUD Ngudi Waluyo Wlingi pada Senin (11/1/2021) sekitar pukul 00.55 WIB.
"Innalillahi waina illaihi rojiun. Kai Zamrodji wafat dini hari tadi setelah berjuang selama satu tahun akibat gagal ginjal dan diabetes," kata Jamil dikonfirmasi detikcom, Senin (11/1/2021).
Jamil menambahkan, Kai Zamrodji wafat di usia 67 tahun. Beliau menjalani hemodialisis (cuci darah) sejak satu tahun yang lalu. Satu minggu, proses ini dijalankan secara rutin dua kali, yakni setiap hari Senin dan Kamis.
Terakhir, pada Kamis (7/1/2021) almarhum menjalani cuci darah di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi. Namun karena disertai keluhan tidak enak badan, lemas dan mual, Kiai Zamrodji kemudian dianjurkan untuk dirawat intensif di rumah sakit.
"Selama opname ini, tim medis sampai tiga kali mengambil tes swabnya. Dan Alhamdulillah semua hasil swabnya negatif. Namun karena saat ini pandemi COVID-19 makin ganas, jenazah dimakamkan dengan prokes Corona," ungkapnya.
Menurut Jamil, Haji Ahmad Zamrodji semasa hidupnya dikenal sebagai mubaligh dan negarawan yang kharismatik. Almarhum mengawali karier di politik sebagai anggota DPRD Kabupaten Blitar dan benar-benar menepi dari politik praktis sejak tahun 2004.
"Ini artinya, sejak 2004 itu beliau memang ingin fokus untuk memajukan umat lewat pendidikan. Beliau mendirikan Yayasan Pendidikan Al Maarif di Bakung, Udanawu dengan ribuan santri yang berkembang pesat saat ini," jelasnya.
Haji Ahmad Zamrodji kemudian menjabat sebagai Ketua MUI Blitar selama tiga periode sejak tahun 2008. Selama ini, almarhum juga dikenal sebagai tokoh yang menggencarkan penerapan protokoler kesehatan di dalam pondok pesantren.
"Beliau selalu disiplin menerapkan prokes di pondok pesantrennya. Bahwa vaksin utama menghajar Corona adalah 3M," pungkasnya.