Data terbaru dari BPBD Lamongan menyebutkan, banjir kini merendam dengan ketinggian air antara 20 cm hingga 75 cm.
"Per 9 Januari ini ada ada 38 desa di 6 kecamatan yang terdampak banjir akibat luapan Sungai Bengawan Njero dan Bengawan Solo, terbaru yang datanya masuk ada Kecamatan Karanggeneng," kata Kasi Tanggap Darurat BPBD Lamongan Muslimin saat dikonfirmasi, Sabtu (9/1/2021).
Dari 38 desa ini ada 3.842 rumah yang dihuni 17.674 warga Lamongan tergenang banjir.
Muslimin merinci, di Kecamatan Karang Binangun ada 9 desa yang terendam banjir yakni Desa Waruk, Sumowingangun, Karanganom, Ketapang Telu, Sukorejo, Putatbangah, Blawi, Baranggayang dan Pendowolimo.
Empat desa di Kecamatan Deket yaitu Desa Laladan, Sidomulyo, Tukerto dan Weduni. Untuk Kecamatan Kalitengah terdapat 8 desa yang terendam banjir yaitu Desa Bojoasri, Gambuhan, Blajo, Tiwet, Jelakcatur, Somosari, Pucangtelu dan Pucangro.
Sedangkan di Kecamatan Turi setidaknya 5 desa terendam banjir, yaitu Desa Putatkumpul, Kemlagilor, Pomahanjanggan, Kepudibener dan Bambang. "Yang baru masuk adalah Kecamatan Karanggeneng dimana ada 4 desa terendam banjir, yaitu Desa Kalanganyar, Sungelebak, Kendalkemlagi dan Banjarmadu," papar Muslimin.
Banjir juga merendam jalan-jalan desa. Selain rumah dan jalan desa, banjir juga merendam 6.472 hektar lahan pertanian berupa tambak dan 65 hektar tanaman padi. "Prakiraan kerugian untuk sementara mencapai lebih dari Rp. 26 Miliar. Untuk lahan tambak yang paling banyak terdampak ada di Kecamatan Karangbinangun, yaitu seluas 2,706 hektar," terangnya.
Muslimin menambahkan, dari 6 kecamatan ada 2 kecamatan yang hingga kini masih tergenang. Yakni, Kecamatan Turi 1.313 rumah dan Kecamatan Karangbinangun sebanyak 1.307 rumah.