Menurut Plt Wali Kota Whisnu Sakti Buana bahwa Surabaya bisa menjadi pilot project dan percontohan di Jatim. Sebab, treatment yang dilakukan selama ini sudah sangat bangus dibanding daerah lain.
"Iya kita minta diprioritaskan, karena penanganan sebelumnya kita sudah bagus dibandingkan yang lain. Kalau dengan vaksin ini lebih efektif atau tidak, kalau Surabaya bisa menjadi pilot project untuk dimasifkan lebih dulu dan bisa dilihat maka akan menjadi percontohan," kata Whisnu kepada wartawan di Balai Kota, Jumat (8/1/2021).
Hal itu juga akan disampaikan melalui rakor via daring bersama Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa siang ini. Whisnu juga berharap nantinya Surabaya bisa menjadi pilot project dalam penanganan COVID-19 di Jatim
"Kita harapkan penanganan di Surabaya bisa menjadi percontohan tempat-tempat lain. Daerah zona merah bisa mengatasi dengan treatment dari Surabaya," ujarnya.
Namun, hingga saat ini Surabaya belum mendapat jatah vaksin sinovac dari Dinkes Jatim. Whisnu berharap vaksinasi nantinya bisa dimasifkan di Kota Pahlawan.
"Nanti saya usulkan agar lebih dimasifkan vaksin di Surabaya, kalau itu berhasil maka treatment kita dan program vaksin ini sama-sama beriringan menekan penambahan atau penyebaran COVID-19," ujarnya.
Diinformasikan, total jumlah penduduk dan nakes yang diajukan mendapat vaksin COVID-19 ada 1.950.000 usia 18-59 tahun dan tidak memiliki komorbid. Pemberian vaksin akan dilakukan sebanyak dua kali.
"Total nakes dan seluruh warga 1,9 juta lebih dan itu sudah by name by addres, ndak usah khawatir warga Surabaya memang harus mendapatkan vaksin. Karena yang mendapatkan usia di atas 18 tahun sudah kita data semua, makanya kita butuh 3,8 juta (dosis vaksin) karena harus 2 kali vaksin," pungkasnya. (fat/fat)