Kesiapan Nakes di Surabaya Sembari Menunggu Waktu Pelaksanaan Vaksinasi

Kesiapan Nakes di Surabaya Sembari Menunggu Waktu Pelaksanaan Vaksinasi

Esti Widiyana - detikNews
Selasa, 05 Jan 2021 23:47 WIB
Vaccine and syringe injection It use for prevention, immunization and treatment from COVID-19
Foto: Getty Images/iStockphoto/kiattisakch
Surabaya - Vaksin Sinovac COVID-19 Senin (4/1) sudah tiba di Surabaya. Namun vaksin ini belum diedarkan.

Salah satu prioritas utama vaksinasi adalah para tenaga kesehatan (nakes) yang ada di RS. Sebab, tak sedikit dari mereka yang berguguran karena terpapar COVID-19.

Para nakes di RS Surabaya pun siap mendapatkan vaksin COVID-19, agar dapat memproteksi diri dari paparan. Seperti nakes di RS Islam (RSI) Jemursari. Bahkan RSI Jemursari dijadikan percontohan simulasi vaksin di Jatim.

Wakil Direktur Layanan Medis dan Keperawatan RSI Jemursari, dr Dyah Yuniati SpS mengatakan ada ratusan nakes yang diajukan untuk vaksinasi. Tak hanya nakes, tetapi nonnakes juga diajukan.

"Ada 853 nakes dan nonnakes. Tidak hanya nakes yang didaftarkan, nakes dan nonnakes, termasuk pimpinan yang belum pernah terpapar dan tidak ada komorbid yang kontra indikasi dari vaksin," kata Dyah kepada detikcom di ruangannya, Selasa (5/1/2021).

Beberapa nakes di RSI Jemursari pun telah mendapatkan SMS dari PEDULICOVID. Dyah berharap, vaksin ini efektifitasnya layak untuk direkomendasikan. Bahkan ia sendiri telah mendapatkan SMS dan namanya masuk di aplikasi PeduliLindungi.

"Sehingga sangat membantu menyehatkan nakes kami yang setiap hari berjuang melayani pasien COVID. Saya sendiri sudah dapat SMS untuk mendapatkan vaksin. Beberapa dari kita yang sudah didaftarkan sudah dinyatakan layak dan mendapat SMS dari PEDULICOVID situs Kemenkes dengan NIK sekian. Nanti tinggal menunggu jadwal (kapan disuntik vaksin)," jelasnya.

Sama halnya dengan RSI Surabaya Jalan Ahmad Yani beberapa diantaranya sudah mendapatkan SMS dari PEDULICOVID. Namun pihaknya hanya mengajukan 15 nakes dari 650 nakes yang ada.

"Total yang diajukan, sekitar 15 dari 650 nakes," kata Penanggung Jawab Klinik Vaksin RSIS Ahmad Yani, dr Widayanti MARS.

Untuk pelaksanaan vaksin COVID-19 sendiri, Widayanti mengatakan RSIS Ahmad Yani sudah membentuk tim satgas vaksin COVID-19. Tugasnya, merencanakan semua kebutuhan vaksin, melakukan rancang bangun pelayanan yang aman seperti apa dan melakuakn evaluasi.

"Timnya ada ketua tim vaksin COVID, ada 3 vaksinator dokter yang memvaksin sudah tersertifikasi. Ada perawat yang mendampingi dan tenaga admin yang dibutuhkan untuk pencatatan dan pelaporan," ujarnya.

Sementara di RS Royal Surabaya, nakesnya belum mendapatkan SMS dari PEDULICOVID. Tetapi pihaknya sudah mengajukan nama-nama. Tetapi, untuk jumlah pasti nakes yang divaksinasi, Jubir COVID-19 RS Royal dr Dewa Nyoman Sutanaya tidak dapat memastikannya.

"Kita mengajukan nama-nama nakes kita, tapi nanti kita semua masih menunggu SMS dari pemerintah. Total untuk dokter di UGD saja ada sekitar di atas 10, lainnya saya kurang tahu pasti. Tapi tidak hanya dokter, tapi ada beberapa perawat tapi angka pastinya saya belum tahu. Tapi yang jelas semua data sudah disampaikan, tinggal menunggu SMS dari pemerintah," jelasnya.

Sembari menunggu, persiapan lainnya pun telah dilakukan oleh RS Royal Surabaya. Termasuk menyiapkan ruangan untuk proses vaksinasi nantinya.

"Vaksin ini paling tidak untuk nakes bisa terlindungi bisa terproteksi. Jadwal pasti masih menunggu arahan dari dinas kesehatan. Tapi kita semua sudah prepare untuk pelaksanaan vaksin, kita sediakan tempat, mejanya, ruangannya," kata Dewa.

RS Unair pun juga sudah mengajukan nakesnya untuk disuntik vaksin Sinovac. Namun Jubir Satgas COVID-19 RS Unair dr Alfian Nur Rasyid SpP tidak bisa memastikan jumlah pastinya.

Akan tetapi, vaksin ini diharapkan bisa memberikan kekebalan tambahan bagi seseorang yang belum pernah terinfeksi COVID-19. Sehingga nakes yang melayani dan merawat pasien di RS bisa lebih terproteksi dari paparan virus dari pasien.

"Orang yang divaksin perlu memahami, bahwa tetap harus patuh protokol. Bila tidak patuh protokol dan merasa aman setelah divaksin, maka berpotensi tertular dan dapat meningkatkan kasus COVID. Dengan vaksin yang efektif, diharapkan orang yang sudah patuh protokol bila tertular virus corona ini, maka tidak menjadi sakit berat," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
(iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.