Data yang diterima dari BPBD Lamongan menyebut 2 desa di Kecamatan Glagah yang terendam banjir adalah Desa Soko dan Desa Menganti.
"Sampai Senin (4/1/2021) kawasan yang terimbas luapan Bengawan Njero bertambah, yaitu 2 desa di Kecamatan Glagah," kata Kasi Tanggap Darurat BPBD Lamongan Muslimin kepada wartawan.
Dikatakan Muslimin, banjir yang menerjang 2 desa ini mengakibatkan jalan di desa ini juga ikut terendam banjir dengan ketinggian bervariasi antara 10 cm hingga 20 cm. Selain itu, kata Muslimin, banjir akibat luapan Bengawan Njero ini juga menyebabkan puluhan rumah ikut terendam.
"Data yang kami terima, di 2 desa ini ada lebih dari 40 rumah yang terendam dengan ketinggian air antara 5 cm hingga 15 cm," tuturnya.
Muslimin menerangkan Sama dengan 3 kecamatan lainnya, yaitu Kecamatan Turi, Kalitengah, dan Karangbinangun, banjir yang melanda Kecamatan Glagah ini juga disebabkan oleh luapan anak sungai Bengawan Solo, yaitu Sungai Bengawan Njero. Intensitas hujan yang tinggi, lanjut Muslimin, menyebabkan sungai tak sanggup menampung tingginya debit air.
"Banjir mengakibatkan jalan PU dan rumah tergenang air akibat luapan air Bengawan Njero karena intensitas curah hujan yang tinggi," imbuhnya.
Hingga saat ini, kata Muslimin, pihaknya sudah mengambil langkah-langkah agar banjir segera surut. Selain itu, kata Muslimin, pihaknya juga berkoordinasi dengan instansi terkait untuk melakukan pendataan, baik personel dan materiil.
"Kami juga telah mengaktifkan pompa di Desa Kuro, Kecamatan Karangbinangun yang memiliki kapasitas 4 ribu liter perdetik agar banjir segera surut," ujarnya.
Sebelumnya, banjir akibat luapan anak sungai Bengawan Solo, Bengawan Njero ini telah merendam setidaknya 10 desa di 3 kecamatan di Lamongan. Senin (4/1/2021) banjir meluas di 2 desa di Kecamatan Glagah sehingga kini total ada 12 desa di 4 kecamatan di Lamongan yang terendam banjir akibat luapan sungai Bengawan Njero ini. (iwd/iwd)