Rilis Satgas COVID-19 Kabupaten Blitar per Jumat (1//2021), ada tambahan kasus baru sebanyak 175. Walaupun itu bukan jumlah tambahan dalam satu hari, namun diakui jika kasus baru di wilayah ini melonjak tajam setelah pilkada usai.
Bahkan dari maping paparan COVID-19, dari 22 kecamatan semua masuk zona merah. Satgas juga mempublikasikan desa mana saja di kecamatan itu yang warganya terkonfirmasi positif COVID-19.
"Jadi menjelang pilkada itu kan kami testing sangat banyak. Untuk memastikan pemilih dan petugas bebas COVID-19. Sehingga terjadi penumpukan spesimen yang belum diinput ke data all new record," jelas Jubir Satgas COVID-19 Kabupaten Blitar, Krisna Yekti, Sabtu (2/1/2021).
Begitu hasil tes swab keluar secara bertahap, lanjut Krisna, otomatis menambah jumlah pasien yang terinfeksi COVID-19 kali ini. Karena mereka yang diambil tes swab berasal dari warga yang rapid testnya reaktif.
"Dari jumlah itu masih didominasi OTG dan sekarang sebagian besar sudah sembuh. Makanya ketika kemarin angka yang terinfeksi rendah tapi rumah sakit penuh, itu ya pasien yang bergejala tapi hasil swabnya baru masuk all new record sekarang," ungkapnya.
Dengan rekor tertinggi se Jatim selama empat hari berturut-turut, Krisna meminta Pemkab Blitar lebih tegas mengeluarkan kebijakan baru terkait potensi paparan yang muncul di kegiatan masyarakat atau OPD yang menimbulkan kerumunan.
Apalagi di rilis terbaru, dari 175 warga yang terkonfirmasi positif sebanyak 17 dari klaster Hajatan, 2 dari klaster yasinan dan lainnya masih dari klaster keluarga, KPU, perkantoran dan perjalanan.
"Aturan hajatan dan kegiatan warga yang menimbulkan kerumunan harus direvisi kalau melihat kondisi seperti ini. Dan sekarang kami sudah ada mobile PCR, yang langsung akan mengambil tes swab bagi warga yang melanggar aturan prokes. Kami imbau warga semakin disiplin memakai masker, menjaga jarak dan sering cuci tangan. Itu kuncinya," pungkas Krisna. (iwd/iwd)