Plt Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana mengatakan pihaknya akan merapatkan terkait mekanisme pemberian vaksin COVID-19 saat tiba di Surabaya. Agar nantinya saat diberikan benar-benar kepada orang yang diprioritaskan.
"Setelah tahun baru siapa yang menerima vaksin dulu, berapa orang, kita data dan kita dapat jatah berapa," kata Whisnu kepada detikcom di ruang kerjanya, Rabu (30/12/2020).
Whisnu pun sudah menyampaikan kepada Sekda, Dinkes, dan OPD untuk mengecek dan mendata warga prioritas. Siapa saja masyarakat yang selalu berhubungan dengan banyak orang didahulukan.
"Seperti mudin, kader, bumantik, posyandu, kader lingkungan yang berhubungan dengan banyak orang. Itu yang kita dulukan, mereka yang kita lindungi dulu, RT/RW bisa jadi awal-awal," ujarnya.
"Tapi kita lihat nanti evaluasinya seperti apa. Guru mungkin ketika memang sudah ada pembelajaran tatap muka. Kita data dulu jumlahnya, nanti yang sering berhubungan dengan banyak orang berapa, yang memang dibutuhkan terlebih dulu berapa. Kita juga belum tahu ini kita dapat berapa," jelasnya.
Untuk meyakinkan lagi kepada masyarakat agar bersedia disuntikkan vaksin, pemkot terus menyosialisasikannya. Kampung tangguh pun juga akan diberikan arahan agar bisa memberikan edukasi kepada warga.
Bicara soal vaksin, lanjut Whisnu, paling tidak bisa meminimalisir risiko dan menghentikan penyebaran COVID-19. Namun bukan berarti saat vaksin sudah tiba protokol kesehatan menjadi kendor.
"Percaya tidak percaya itu kan mungkin, tapi itu bagian dari upaya pemerintah supaya bisa menghentikan tingkat penyebaran di Surabaya. Walaupun divaksin tetap menerapkan protokol kesehatan. Jangan habis divaksin mereka bebas," pungkasnya. (iwd/iwd)