Jalur penyebrangan Ketapang-Lembar ini diresmikan langsung oleh Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan RI, Budi Setiyadi di Dermaga LCM Ketapang, Sabtu (26/12/2020).
Nur Hadi (27), sopir logistik tujuan NTB mengaku terbantu dengan dibukanya jalur penyeberangan baru Ketapang-Lembar. Selain lebih hemat biaya, perjalanan darat diakuinya lebih berisiko dibandingkan perjalanan laut.
"Kita (sopir) lebih terbantu. Perjalanan bisa lebih cepat. Biasanya, (perjalanan darat) bisa sehari semalam. Kita juga bisa beristirahat, karena perjalanan melalui jalur laut. Selain itu, juga lebih irit. Selisihnya bisa sampai 1,8 juta dibandingkan dengan perjalanan darat," ujarnya kepada detikcom.
Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan RI, Budi Setiyadi dalam sambutan pembukaan penyeberangan Banyuwangi-Lombok mengatakan pembukaan jalur ini merupakan terobosan baru dalam memberikan pelayanan terhadap masyarakat dan distribusi logistik yang lebih terjangkau.
"Ini (jalur penyeberangan Ketapang -Lembar) bermula dari hasil diskusi Menteri Perhubungan dengan Gubernur Bali," katanya.
Menurut Budi, pascapandemi COVID-19 nanti sektor pariwisata di Provinsi Bali memang diplot menjadi prioritas utama untuk pemulihan ekonomi Nasional. Hanya saja, selama ini arus lalu lintas Gilimanuk-Denpasar cukup padat dan crowded, lantaran pengiriman logitik ke NTB masih harus melalui jalur darat Pulau Dewata.
Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry Ira Puspadewi berkeyakinan, lintasan penyebrangan Ketapang-Lembar ini bakal banyak peminat. Mengingat, kendaraan logistik tujuan NTB yang sebelumnya memanfaatkan penyebrangan Ketapang - Gilimanuk mencapai 45 hingga 50 persen.
"Apalagi dengan sudah ada kepastian jadwal, pelayanan 24 jam. 7 hari dalam seminggu. Kalau hitung-hitungan bisnis itu sudah menjadi keunggulan. Karena orang sudah tahu kapan harus masuk pelabuhan dan boardingnya berapa lama," ungkapnya.
"Kapal Ferry yang beroperasi di Pelabuhan Ketapang-Lembar bisa menampung sampai 45 kendaraan logistik. Karena sudah terjadwal, meski belum terisi penuh, kapal sudah harus berangkat. Karena kalau berbicara bisnis, kepastian itu faktor utamanya," tambahnya.
Dari sisi waktu, jalur penyebrangan Ketapang-Lembar juga lebih efisien, yakni hanya membutuhkan waktu 12 jam.
"Kalau jalur darat kita tahu dari Gilimanuk menuju Padang Bai lewat Singaraja sekitar 18 jam. Kalau kita total karena ada waktu tunggu Embarkasi-Debarkasi total 18 jam. Kalau disini direct hanya 12 jam. Keuntungan lainnya, ada pengurangan biaya yang sangat signifikan," kata Ketua DPP Gapasdap Khoiri Sutomo.