Pria Blitar Ini Mampu Ubah Limbah Bambu Jadi Cuan, Bahkan Hingga Ekspor

Pria Blitar Ini Mampu Ubah Limbah Bambu Jadi Cuan, Bahkan Hingga Ekspor

Erliana Riady - detikNews
Jumat, 25 Des 2020 09:05 WIB
kerajinan bambu
Hasil kerajinan dari bambu di Blitar (Foto: Erliana Riady)
Blitar -

Kecamatan Doko, Blitar kaya akan beragam potensi alam. Satu di antaranya adalah pohon bambu. Dan ketrampilan tangan pria ini mampu mengubah limbah bambu menjadi cuan.

Kecamatan Doko terletak di sisi utara Kabupaten Blitar. Kontur perbukitan dataran tinggi ini menyimpan banyak potensi alam. Satu di antaranya adalah pohon bambu. Tak heran, wilayah ini dikenal sebagai sentra produsen tusuk sate.

Warga Dusun Purworejo Desa Resampombo, tanpa modal bisa sepuasnya memotong bambu yang tumbuh rimbun. Mereka menggunakan batang bambu itu untuk dipotong-potong menjadi tusuk sate. Dan membuang bagian bonggolnya begitu saja. Bahkan seringkali berakhir sebagai kayu bakar di tungku perapian.

Pikiran Heru Mustofa terusik melihat pemandangan itu. Pria yang mengaku lulusan SMP ini kemudian berselancar di dunia maya untuk menggali ilmu pemanfaatan bonggol bambu. Dengan keahliannya, Heru kemudian merakit sendiri mesin bubut sederhana untuk membantu merealisasikan gambaran benda yang akan dibuatnya.

kerajinan bambuTeko dan mug dari bambu (Foto: Erliana Riady)

"Awalnya saya hanya bikin gelas dan mangkuk dari bonggol bambu itu. Lalu saya upload fotonya di medsos. Ternyata kok banyak yang pesan, malah ada yang minta dibikinin macam-macam," tutur pria berusia 38 tahun itu kepada detikcom, Jumat (25/12/2020).

Darah seni yang mengalir di tubuhnya menghasilkan beragam kreatifitas karya yang diminati pasar. Seperti peralatan memasak dengan bentuk unik, kotak tisu, bahkan tumbler dengan kesan klasik.

Selama berproses inilah, Heru kemudian lebih selektif memilih bahan. Jika dulu semua jenis bambu diolahnya, sekarang dia memilih jenis bambu apus. Karena bambu apus memiliki kualitas serat dan motif natural yang lebih bagus.

"Terus pohon bambunya sudah berumur 3-4 tahun ke atas. Soalnya kalau di bawah umur itu, pas proses pengeringan bisa mengkerut," jelasnya.

Heru juga punya teknik sendiri, bagaimana benda-benda yang terbuat dari bambu ini tidak dimakan rayap. Dia memilih hari baik saat memotong bambu.

"Ini bukan mitos ya. Tapi memang ilmu dari nenek moyang kita. Hari yang baik untuk memotong bambu itu jangan pas terang bulan," tandasnya.

Ketika terang bulan, jelasnya, air laut kondisi pasang akan terserap di akar pohon bambu. Batang bambu menjadi manis sehingga disukai hama. Heru meyakini ilmu itu dan sudah membuktikannya hingga sekarang.

Karena pesanan makin banyak, Heru kemudian membuat dua mesin bubut lagi. Dia pun mampu menggaji beberapa pemuda tetangganya untuk membantu mengerjakan pesanan yang datang dari berbagai kota dan negara. Seperti Singapura dan India.

Dalam sehari, Heru mampu memproduksi 50 gelas dari satu mesin bubut per hari. 30 mangkuk per hari dan lima buah tumbler dari satu mesin bubut yang lain.

"Harganya bervariasi, kalau gelas antara Rp 15-33 ribu, mangkuk Rp 25-30 ribu. Dan tumbler Rp 120 ribu per buah. Ini proses bikin botol dari bambu pesanan dari India," pungkasnya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.