Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sebagai Menteri Sosial menggantikan Juliari Batubara. Penunjukan itu sesuai dengan isu yang beredar sebelumnya.
Pakar Psikologi Politik Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya Andik Matulessy, mengaku tidak kaget dengan pengumuman itu. Sebab, pos Menteri Sosial memang telah menjadi jatah PDI Perjuangan.
"Sejak awal pembentukan kabinet, Bu Risma sudah menjadi salah satu kandidat menteri, namun beliau masih ingin menuntaskan jabatan wali kota," papar Andik kepada detikcom, Selasa (22/12/2020).
"Selain itu jatah Mensos adalah dari PDIP seperti Mensos yang menjadi tersangka korupsi (Juliari Batubara). Di beberapa acara PDIP, Risma sering diundang terkait dengan kesuksesan di Kota Surabaya," lanjut Andik.
Menurut Andik, meski merupakan jatah PDIP, namun pilihan Jokowi telah dipertimbangkan secara matang. Sebab, di massa pandemi COVID-19 ini, presiden butuh menteri yang siap bekerja bukan beradaptasi pada pekerjaan yang baru.
"Terutama sekali pembantunya yang siap untuk bekerja, bukan beradaptasi pada pekerjaan yang baru dan mampu menghadapi persoalan COVID-19, yang sudah mengarah pada problem ekonomi dan sosial masyarakat, serta membangkitkan political trust pada masyarakat, terkait kinerja Kemensos terkait bantuan sosial dalam menghadapi COVID-19," terangnya.
Baca juga: Video 6 Wajah Menteri Baru Jokowi-Ma'ruf |
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan Tri Rismaharini (Risma) sebagai Menteri Sosial. Risma menggantikan Juliari Batubara.
"Ibu Tri Rismaharini, saya kira kita tahu semuanya beliau adalah Wali Kota Surabaya dan saat ini Bu Tri Rismaharini akan kita berikan tanggung jawab untuk menjadi Menteri Sosial," ujar Jokowi dalam tayangan video YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (22/12/2020).