Pemusnahan bom militer tersebut dilakukan dengan cara diledakkan di lapangan Beji, Kecamatan Boyolangu, Tulungagung. Bom berbentuk granat tersebut terlebih dahulu dipendam dalam tanah, dan dipasang kabel pemicu dengan jarak lebih dari 100 meter.
Dengan menerapkan prosedur peledakan secara ketat, bom yang diyakini peninggalan zaman Perang Dunia II itu bisa meledak. Suara ledakan terdengar cukup keras dari sekitar lapangan.
Kapolsek Boyolangu AKP Sukirno mengatakan, peledakan bom tersebut dilakukan agar tidak membahayakan lingkungan. Mengingat bom tersebut masih aktif.
"Peledakan atau pemusnahan ini juga sesuai dengan aturan yang berlaku. Setiap penemuan bom harus dimusnahkan, tidak boleh disimpan di mako," kata Sukirno, Selasa (22/12/2020).
Menurutnya, bom militer yang ditemukan di rumah Rizal Febrianto warga Desa Beji, Kecamatan Boyolangu tersebut memiliki daya ledak tinggi. Terbukti pada saat dilakukan pemusnahan, suara ledakan cukup kencang dan seluruh material hancur berkeping-keping.
Dari hasil pemeriksaan, dipastikan bom tersebut masih utuh dan aktif, lengkap dengan pin yang masih terpasang. Akhirnya benda tersebut dievakuasi dan dilakukan peledakan.
Sementara Rizal mengatakan, bom tangan tersebut ditemukan saat ia membongkar rongsokan hasil perburuan ayahnya. "Ayah saya biasanya kan keliling cari rongsokan, nah yang bongkar itu saya, untuk dipilah," kata Rizal.
Saat proses pemilahan itulah, ia menemukan besi bulat mirip granat. Awalnya ia tidak menyangka jika benda itu adalah bom, namun setelah diangkat ternyata berat.
"Tadinya saya kira mainan granat-granatan, tapi ternyata berat, dan di situ ada nomor serinya," pungkasnya.