Kesaksian ini disampaikan Suhaili, juru makam setempat yang membongkar dan memindahkan jasad mbah Soewardi. Menurutnya, Mbah Soewardi sosok yang taat beribadah dan istiqomah membaca Al-Qur'an. Selain itu dia juga istiqomah membaca doa Nurbuat.
"Mbah Soewardi dulunya sering ke masjid. Beliau juga sebagai Kepala Dusun yang baik. Setiap harinya selalu membaca Al-Quran dan doa-doa Nurbuat," katanya kepada detikcom, Senin (21/12/2020).
Suhaili berkeyakinan fenomena jasad utuh mbah Soewardi ini merupakan kehendak Allah atas amal ibadahnya semasa hidup dulu. Amalan-amalan doa yang istiqomah dibaca mendiang juga menjadikan jasadnya utuh dan tidak hancur meski telah dikubur puluhan tahun.
"Karena beliau sering membaca Al-Quran dan doa-doa Nurbuat ini makanya mayatnya utuh begini. Dan ini adalah bukti nyata bahwa kehendak Allah itu benar. Bukan hanya sekedar cerita-cerita saja. Orang Sholeh dan taat beribadah akan dijaga jasadnya," kata Suhaili.
Suhaili yang kini berusia 72 tahun mengaku sebelum membongkar makam, dirinya mendapat mandat dan amanah dari cucu Mbah Soewardi untuk menggelar "selametan" sebagai salah satu syarat sebelum pembongkaran makam. Doa bersama dilakukan sehari sebelum pembongkaran dengan membaca surat Yasin sebanyak 100 kali.
"Saya diberikan mandat oleh keluarga membongkar makam dan sebelum gali kubur itu dibacakan Yasin 100 kali. Juga acara selamatan. Semua harus sesuai adat, biar prosesnya tidak ngawur," pungkas Suhaili.
(fat/fat)