Cucu Mbah Soewardi, Dedi Utomo mengatakan, selain pengurus masjid kakeknya tersebut merupakan pejuang kemerdekaan.
"Beliau adalah pejuang kemerdekaan. Pada masa kecil dan remaja beliau ikut melawan Belanda dan Jepang," ujarnya kepada wartawan, Senin (21/12/2020).
Bahkan pada masa kejayaan Partai Komunis Indonesia (PKI), kata Dedi, selalu terdepan menentang aksi massa komunis yang brutal. Dirinya, kata Dedi paling getol untuk melawan komunis.
"Cerita dulu juga sangat memusuhi komunis yang anti agama. Ini hanya sebagian cerita yang dulu saya dengar," tambahnya.
Jiwa nasionalis dan religius tersebut tumbuh karena menurut keluarga, almarhum masih ada garis keturunan dari Bupati Banyuwangi pertama, Mas Alit.
"Memang ada silsilah garis keturunan dari Mas Alit," pungkasnya.
Sebelumnya, jasad seorang warga masih utuh setelah 30 tahun dimakamkan gegerkan warga Banyuwangi. Jasad utuh ini diketahui, setelah makam tersebut dibongkar dan akan dipindahkan. Jasad Mbah Soewardi akan dimakamkan berdekatan dengan istri, anak dan keluarganya. Makam tersebut adalah milik Mbah Soewardi, yang berada di Dusun Truko, Desa Karangsari, Kecamatan Sempu, Banyuwangi, Jawa Timur. (fat/fat)