Setelah anosmia menjadi gejala COVID-19 baru, kini delirium muncul di masyarakat. Delirium merupakan gejala yang menyerang mental atau fungsi otak dan membuat penderitanya mengalami kebingungan berat, kesadaran juga akan berkurang.
Kondisi ini dialami oleh sejumlah pasien COVID-19, khususnya pada kelompok lanjut usia (lansia). Gejala ini termasuk berkaitan dengan neurologis.
Pasien yang mengalami delirium ini menyerang mental sehingga membuat pengidap jadi kebingungan. Seorang akan merasa tidak terhubung dengan kenyataan, seolah dirinya sedang bermimpi.
Dokter spesialis paru dan yang menangani pasien COVID-19 di RS Unair Surabaya, dr Alfian Nur Rasyid SpP mengatakan, pasien COVID-19 dengan gejala delirium cenderung menyerang lansia. Hampir 3 persen pasien yang dirawat di RSKI Unair mengidap delirium.
"Rata-rata pasien yang memiliki gejala delirium usianya 50-60 tahun lebih. Pasien yang dirawat dengan gejala ini ada 2-3 persen," kata Alfian saat dihubungi detikcom, Senin (21/12/2020).
Pasien dengan gejala delirium di RSKI Unair cenderung dalam kondisi berat. Penanganannya pun terbilang lebih sulit dibandingkan pasien COVID-19 dengan gejala lain.
"Pasien delirium yang masuk ICU disertai gagal napas. Penanganannya pun juga lebih sulit," ujarnya.
Penangannya sendiri, Alfian mengatakan, dengan cara multi disiplin bersama dokter spesialis lainnya. Seperti dokter spesialis saraf, anastesi, penyakit dalam, paru dan lainnya.
Alfian menjelaskan, pasien bisa sampai terkena delirium sebagai gejala COVID-19 adalah biasanya karena kekurangan oksigen di otak atau hipoksia. Untuk mencegahnya agar tidak semakin parah, harus menjalani tata laksana COVID-19 kritis atau segera ditangani.
"Bila ada pasien COVID-19 kondisi berat segera diberi oksigen, segera diberi perawatan di ICU," jelasnya.
Ia pun berpesan ke masyarakat, agar tetap waspada dengan gejala COVID-19 baru. Apa lagi yang biasanya menyerang paru, seperti batuk, sesak disertai demam.
"Namun, masyarakat juga hendaknya waspada bahwa pasien COVID-19 bisa mengalami delirium (penurunan kesadaran) yang perlu tatalaksana segera. Jangan tunda dan khawatir ke RS, agar mendapat penanganan yang tepat," pungkasnya.