Perawatan medis harus dilakukan karena kondisinya semakin mengkhawatirkan. Dia merasa tercekik saat bernafas, tak bisa mengendus aroma, demam, serta rasa mual akut. Kendati, tak sampai menggunakan ventilator atau alat bantu pernafasan.
"Alhamdulillah, saya akhirnya dinyatakan sembuh," kata Dhafir, panggilan akrabnya saat berbincang dengan detikcom di rumah dinas Kelurahan Tamansari, Kamis (17/12/2020).
Politisi asal PKB ini mengisahkan, harus diakui bahwa beberapa saat terakhir ia memang lengah. Dia mulai mengendorkan protokol kesehatan. Karena sempat menganggap jika pandemi COVID-19 sudah mulai melandai.
"Itu kesalahan terbesar saya. Mulai mengentengkan pandemi. Sering berinteraksi dengan orang dan agak mengesampingkan protokol (kesehatan)," tambanya.
Akibatnya, dia mulai terpapar secara klinis dan mulai mengalami gejala. Meski beberapa kali tes rapid dinyatakan non reaktif. Saat kondisi fisiknya dirasa mulai membaik, ia minta dites swab. Dengan harapan, hasil swab negatif. Tapi ternyata justru hasilnya positif COVID-19.
"Makanya, saya mengimbau pada masyarakat, protokol kesehatan harus tetap dijaga. Pandemi ini belum berakhir. Biarkan saya saja yang mengalami, akibat lengah. Yang lain jangan. Karena sangat tidak enak, secara fisik dan psikis," pungkasnya.
Sebelumnya, Ketua DPRD Bondowoso Ahmad Dhafir dirawat di RSUD dr Koesnadi selama empat hari karena terpapar COVID-19. Ia juga sempat menjalani isolasi mandiri selama 11 hari di rumahnya.
Kondisi makin memburuknya kondisi Ketua DPRD Bondowoso memang luput dari perhatian, termasuk wartawan. Sebab, posisi dan keberadaannya memang nyaris tak banyak yang tahu. Ternyata, dia menjalani perawatan medis di rumah sakit.
(fat/fat)