Pemkot Nilai Disiplin Protokol Kesehatan Warga Surabaya Menurun

Pemkot Nilai Disiplin Protokol Kesehatan Warga Surabaya Menurun

Deny Prastyo Utomo - detikNews
Senin, 14 Des 2020 08:51 WIB
Poster
Ilustrasi (Foto: Edi Wahyono/detikcom)
Surabaya - Pemkot Surabaya mengimbau warganya kembali mengefektifkan satgas-satgas mandiri di lingkungannya. Sebab, Satgas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Surabaya menilai ada indikasi penurunan kedisiplinan dalam penerapan protokol kesehatan di tengah-tengah warga.

"Kalau kami perhatikan, kedisiplinan warga mulai menurun sekarang. Makanya, kami imbau kepada para pelaku usaha, tempat kerja dan tempat ibadah untuk mengefektifkan kembali satgas mandiri masing-masing demi memutus mata rantai penyebaran COVID-19 di Surabaya," kata Wakil Sekretaris Satgas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Surabaya, Irvan Widyanto, Senin (14/12/2020).

Pria yang juga Plt Kepala Bakesbangpol Surabaya ini menjelaskan untuk mencegah penyebaran COVID-19 ini, harus menghindari 3C, yaitu closed spaces atau ruang tertutup dengan ventilasi rendah, crowded place atau tempat yang padat orang atau kerumunan, dan close contact setting atau kontak dekat seperti percakapan jarak dekat.

Pihaknya mengimbau warga harus memperhatikan ventilasi, durasi dan jarak (VDJ). Semakin faktor dijaga, maka semakin rendah risiko penyebaran COVID-19. Sebaliknya, saat ketiga faktor VDJ overlap, maka risiko penyebarannya sangat tinggi.

"Jadi, ayo hindari 3C dan harus memperhatikan VDJ," imbuh Irvan.

Irvan yang juga menjabat sebagai Kepala BPB Linmas Kota Surabaya kembali mengingatkan kepada semua pihak, terutama warga Kota Surabaya untuk tidak kendor menjaga dan mentaati protokol kesehatan.

"Tidak boleh kendor dalam menjaga protokol kesehatan. Menurut kami, vaksin terbaik adalah perubahan perilaku dengan biasakan yang tidak biasa, dengan cara itu, Insya Allah COVID-19 di Surabaya akan segera selesai," tandas Irvan.

Dia juga mengimbau seluruh warga disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan. Yakni dengan tetap memakai masker, jaga jarak dan selalu rutin cuci tangan. Menurutnya warga saat ini sering bersosialisasi dan berkumpul-kumpul.

"Nah, ketika kumpul-kumpul itu pasti ada makan-makan yang kemudian melepas masker. Ketika melepas masker itu mereka kemudian mengobrol sehingga terkadang sampai lupa waktu. Nah, begini ini yang harus diantisipasi juga," ujar Irvan.

Menurut Irvan dalam bersosialisasi sehari-hari, terkadang hal-hal sepele bisa menjadi perantara penyebaran COVID-19. Bahkan, kebiasaan-kebiasaan yang dianggap normal, justru bisa menjadi faktor penyebaran COVID-19 dengan cepat. Setidaknya, ada tiga alasan utama kenapa COVID-19 bisa menular dengan cepat.

"Kita sering mengentengkan hal-hal sepele seperti ini, 'mereka rekan kerjaku, jadi aku bisa berbicara tanpa masker'. Kemudian ada pula 'mereka kan teman-teman dekatku, jadi aku bisa berbincang-bincang tanpa pakai masker', dan ada pula 'mereka kerabatku, jadi aku bisa mengobrol tanpa pakai masker'. Nah, jangan sampai kita melakukan tiga kesalahan fatal di atas, pakai selalu maskermu, dan jaga dirimu serta orang-orang di sekitarmu," tegas Irvan.

Halaman 2 dari 2
(fat/fat)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.