Cerita Pasutri Asal Sumenep Menanti Buah Hati hingga 21 Tahun

Cerita Pasutri Asal Sumenep Menanti Buah Hati hingga 21 Tahun

Esti Widiyana - detikNews
Sabtu, 12 Des 2020 08:58 WIB
Salah satu alasan menikah bagi kebanyakan pasangan yaitu ingin memiliki keturunan. Namun pada kenyataanya, ada yang langsung diberi keturunan, ada juga yang harus menunggu lama.
Pasutri asal Sumenep, Madura Somidi (51) dan Su'udiyah (44)/Foto: Esti Widiyana
Surabaya -

Salah satu alasan menikah bagi kebanyakan pasangan yaitu ingin memiliki keturunan. Namun pada kenyataannya, ada yang langsung diberi keturunan, ada juga yang harus menunggu lama.

Seperti pasangan suami istri (pasutri) asal Sumenep, Madura Somidi (51) dan Su'udiyah (44). Usia pernikahan mereka sekarang sudah 21 tahun dan buah hati pertamanya baru lahir pada 1 Desember 2020. Perjuangan untuk mendapatkan putrinya, Somidi dan Su'udiyah melakukan program bayi tabung di MorulaIVF Surabaya.

Sebelum melakukan bayi tabung di MorulaIVF Surabaya, Somidi dan istrinya sudah mencoba berbagai pengobatan dari herbal hingga medis, dari satu dokter ke dokter lainnya. Namun Tuhan masih belum memberikan momongan.

"Saya sudah coba cara alami, pengobatan herbal, ke dokter yang ada di Pamekasan, Probolinggo juga sudah saya datangi. Tapi memang waktu itu belum dikasih," kata Somidi di Total Life Clinic Surabaya, Sabtu (12/12/2020).

Pasutri ini tak patah semangat, mereka terus berjuang dan ikhtiar untuk bisa mendapatkan momongan. Hingga akhirnya di tahun 2019 ia mendapatkan rekomendasi untuk melakukan bayi tabung dari salah satu dokter di Madura.

"Waktu itu istri saya tidak haid selama satu bulan, saya belikan tes pack juga belum hamil. Akhirnya saya periksakan ke dokter kata dokter kalau mau hamil harus dilancarkan dulu haidnya. Karena saya berpikir usia saya dan istri sudah tidak muda lagi akan memakan banyak waktu untuk pengobatan tersebut, akhirnya dokter menyarankan bayi tabung di Morula," ceritanya.

Ketika datang ke MorulaIVF Surabaya dan bertemu dokter, ia pun mengikuti apa yang disarankan dokter. Sebab ia tak setengah-setengah untuk mendapatkan keturunan."Saya melakukan apapun yang terbaik untuk saya dan istri, yang dilarang tidak saya lakukan karena keinginan kuat saya dalam bayi tabung," ujarnya.

Tonton video 'Ibu Bayi Kembar Tiga yang Disebut Utang Rp 43 Juta Buka Suara':

[Gambas:Video 20detik]



Sebelum melakukan penanaman embrio, Su'udiyah harus melakukan operasi pengangkatan kista pada rahimnya terlebih dahulu. Akhirnya dua embrio berhasil ditanam, kabar baiknya, salah satu embrionya menjadi bayi yang diberi nama Aisyah.

Untuk banyi tabung, Somidi harus menggunakan uang tabungannya dan berjualan kripik singkong untuk mendapatkan tambahan penghasilan. Sebab jumlahnya tidak sedikit dan setimpal dengan apa yang kini ia dapatkan.

"Waktu ke Surabaya sudah diberitahu dokter biayanya sekitar Rp 70 juta, alhamdulillah tabungan saya ada. Untuk tambahannya saya jualan kripik singkong dan membuka warung," katanya.

Usahanya selama 21 tahun ini tak lepas dari keyakinannya, bahwa Tuhan akan memberinya momongan di waktu yang tepat. Asalkan terus berusaha dan meminta. Keduanya pun saat ini kembali bersemangat untuk melakukan penanaman satu embrio yang mereka miliki, ketika kondisi Su'udiyah memungkinkan.

"Saya punya keyakinan dan agama, dalam agama saya Allah SWT berjanji mintalah dan akan kuberi. Saya hanya meminta dan tidak pernah menarget selama ini, mungkin memang waktu yang tepatnya sekarang," tuturnya.

Sementara dr Benediktur Arifin MPH SpOG, sebagai dokter yang menangani pasangan suami istri ini mengatakan, keberhasilan pasangan suami istri beda usia 6 tahun ini adalah keberhasilan bersama MorulaIVF Surabaya. "Apa yang kita lakukan bagian dari kerja bersama MorulaivF Surabaya. Bagian kita sangat kecil dibandingkan kuasa Tuhan. Bekerja secara bersama hasilnya pasti akan lebih baik," tutupnya.

Halaman 2 dari 2
(sun/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.