"Dan alhamdulilah tadi terlaksana dengan baik dan tidak ada yang reaktif. Semuanya negatif (non reaktif). Jadi siap menjalankan tugas," ujar Kapolresta Banyuwangi Kombes Arman Asmara Syarifudin kepada detikcom, Senin (7/12/2020).
Arman menambahkan, rapid test itu sebagai langkah antisipasi penyebaran COVID-19. Sehingga diharapkan seluruh petugas yang mengamankan TPS berangkat dengan kondisi sehat, bertugas dalam kondisi sehat dan membawa masyarakat yang sehat.
Dia menambahkan bila ada yang reaktif, mereka akan di-cancel dan tidak akan diberangkatkan. Tentu saja segera dilakukan swab. Jika hasil swab positif COVID-19, akan dilakukan karantina terpadu dan diganti dengan personel lain.
"Jika ada yang reaktif ya kita akan cancel, digantikan dengan petugas lain," ujar Arman.
Kapolres menambahkan, Polresta Banyuwangi sebelumnya sudah rutin melaksanakan rapid test. Setidaknya rapid test itu dilakukan sebulan atau 3 minggu sekali. Bahkan menurutnya, untuk anggota Polri yang bertugas di bagian operasional (di lapangan), misalnya mengalami gejala masuk angin saja harus menjalani rapid test.
"Misalnya seperti masuk angin saja kita arahkan untuk rapid test apakah itu masuk angin benar ataukah penyakit lain," tegasnya.
Arman menjelaskan, personel Polresta Banyuwangi yang dilibatkan dalam pengamanan pilkada ini total ada 1.025 orang, dan back up dari TNI baik itu Kodim maupun Lanal sebanyak 300 personel. Kemudian ada juga personel Brimob sebanyak dua satuan setingkat kompi (SSK) dan satu regu jibom. Ada juga bantuan personel dari Polres tetangga.
"Total ada 1.500-an personel yang melakukan pengamanan," pungkasnya.
Para personel keamanan ini akan menjalankan tugas pengamanan TPS selama lima hari terhitung hingga 7-11 Desember 2020. (fat/fat)