Surabaya - Dua menteri Presiden Jokowi di Kabinet Indonesia Maju, dari lingkungan partai ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (
KPK). Pengamat menyebut hal ini menunjukkan kualitas dan fungsi parpol tak berjalan dengan baik.
"Salah satu fungsi parpol adalah rekrutmen pemimpin. Jika menteri korupsi berarti fungsi parpol tak berjalan dengan baik," kata Pengamat Politik dan Komunikasi dari Universitas Airlangga Surabaya, Dr Suko Widodo di Surabaya, Senin (7/12/2020).
Sebelumnya KPK melakukan OTT pada Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo pada 25 November 2020. Tak berselang lama, KPK juga menetapkan Mensos Juliari Peter Batubara sebagai tersangka dugaan tindak pidana korupsi terkait bantuan sosial (bansos).
Suko menambahkan hal ini menunjukkan kualitas pemimpin dari kalangan parpol yang tidak baik.
"Banyaknya menteri dari kalangan politisi yang ditangkap KPK memperlihatkan kualitas politisi kita yang masih belum menunjukkan sebagai pemimpin yang benar," tambah Suko.
Suko menambahkan korupsi oleh dua menteri dari politisi membuat kepercayaan rakyat kepada partai politik kian menurun. Suko juga mempertanyakan eksistensi parpol di Indonesia.
"Jika merujuk banyaknya OTT (Operasi Tangkap Tangan) yang melibatkan menteri dari parpol, maka perlu dipertanyakan eksistensi lembaga parpol kita," imbuhnya.
Di kesempatan yang sama, Suko mengingatkan salah satu fungsi parpol adalah rekrutmen melakukan pemimpin. Namun, jika menteri dari lingkungan parpol korupsi, Suko menyebut berarti fungsi parpol tak berjalan dengan baik.
"Maka tidak salah jika publik kurang percaya atas keberadaan parpol," ungkap Suko.
Untuk itu, Suko mengimbau para parpol bisa melakukan kaderisasi hingga lebih selektif dalam proses pengkaderan. Agar, jika nanti dipercaya mendapat tugas sebagai menteri, tidak akan mengkhianati rakyat.
"Dampaknya tak bagus bagi masa depan parpol. Karena itu parpol harus lebih selektif dalam proses pengkaderan," pesan Suko.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini