Lumajang - Material vulkanik
Gunung Semeru menjadi tontonan warga. Material berupa pasir dan batu tersebut tampak memenuhi sepanjang Sungai Curah Kobokan. Ketinggian material sekitar 10 hingga 30 meter. Material tersebut masih panas.
Ratusan warga memadati Sungai Curah Kobokan, ingin melihat langsung fenomena alam tersebut. Tentu saja hal ini membahayakan keselamatan warga karena masih panas.
Meski masih panas dan membahayakan, hal tersebut tidak menyurutkan warga datang ke lokasi untuk melihat dari dekat. Tidak hanya warga Kabupaten Lumajang, warga dari luar Kota Lumajang seperti Malang juga datang ke lokasi tersebut.
"Saya warga Malang ke sini lihat Sungai Curah Kobokan usai diterjang material vulkanik Semeru," ujar Siswoyo, warga asal Malang kepada detikcom, Selasa (01/12/2020).
Hal yang sama dikatakan Husnan (40) yang melihat lokasi sungai secara langsung. Mereka penasaran dengan fenomena alam itu.
"Saya penasaran makanya datang ke sungai ini untuk melihat dari dekat," ujar Husnan.
Melihat banyaknya warga yang datang ke lokasi petugas keamanan dari polisi dan TNI membubarkan warga. Hal tersebut dilakukan karena membahayakan keselamatan warga. Selain itu mencegah penyebaran wabah COVID-19. Lantaran warga yang datang ke lokasi tidak semuanya menjaga jarak dan memakai masker.
"Saya mengimbau kepada masyarakat agar tidak mendekat ke lava panas Semeru karena membahayakan," ujar Kapolsek Candipuro Iptu Rachmad di lokasi.
Warga jubeli lahar Gunung Semeru/ Foto: Nur Hadi Wicaksono |
Karena banyaknya warga yang berjubel, polisi akhirnya memasang garis polisi di Sungai Curah Kobokan agar tidak dikunjungi warga.
"Kita pasang police line di sekitar lokasi agar warga tidak mendekat " pungkasnya.
Sementara dampak semburan material vulkanik dari Gunung Semeru menyebabkan 10 alat berat, 3 kendaraan, 12 ekor ternak sapi serta kambing milik warga, tertimbun material.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini