Juru bicara Satgas COVID-19 Jatim, dr Makhyan Jibril mengatakan salah satu BOR yang mengalami kenaikan cukup signifikan di Malang Raya.
"BOR-nya yang tinggi nggak di semua daerah atau nggak merata, salah satunya yang urgent ini di Malang Raya, oleh karena itu untuk merelaksasi rumah sakit di Malang Raya perlu didirikan RS Darurat COVID-19," ujar Jibril kepada detikcom, Senin (30/11/2020).
Jibril menjelaskan wacana mendirikan RS Darurat COVID-19 di Malang Raya sudah dicanangkan sejak Agustus lalu. Namun, karena kasus COVID-19 mulai turun, wacana itu urung direalisasikan.
"Saat ini kita sedang siapkan beberapa solusi-solusi, seperti mempertimbangkan apakah RS Darurat di Malang dilanjutkan lagi, lalu optimalisasi RS Darurat di Indrapura yang kapasitanya bisa dimaksimalkan. Oleh karena itu untuk merelaksasi rumah sakit di Malang Raya perlu didirikan RS Darurat," jelasnya.
Kini, kasus aktif terkonfirmasi positif COVID-19 di Jatim berjumlah 2.841 kasus. Naiknya kasus di Jatim sebanding dengan meningkatnya BOR RS di Jatim. Jibril menegaskan, keputusan mendirikan RS Darurat di Malang Raya akan dirapatkan hari ini. Mengingat di Malang Raya, okupansi bed isolasi COVID-19 sudah mencapai 70 persen.
"Jadi karena adanya lonjakan kasus yang cukup signifikan di Malang Raya, lalu ada 6 RS di Malang Raya yang BOR-nya mencapai 100 persen. Maka Pemprov Jatim berkoordinasi dengan BNPB mempersiapkan contigency plan," terangnya.
"Salah satu yang dulu sudah terbukti efektif adalah dengan pendirian RS Darurat COVID-19 yang bisa merelaksasi beban rumah sakit yg mulai penuh. Selain itu, RS Darurat di Indrapura juga akan dimaksimalkan kapasitasnya. Saat ini, kapasitasnya 357 bed. Harapannya ini akan jadi solusi untuk lonjakan kasus saat ini maupun ke depan," imbuhnya.
(fat/fat)