Nakes tersebut mengaku tidak nyaman bekerja karena khawatir terjadi penularan virus COVID-19. Namun menurutnya, Kepala Puskesmas Berbek tidak berniat melakukan lockdown.
Dalam curhatan yang kini tersebar melalui WhatsApp itu, ia juga menyebutkan bahwa Puskesmas tempatnya bekerja melayani sekitar 100 pasien setiap hari. Lalu ia juga memastikan bahwa Dinas Kesehatan setempat belum mengambil langkah.
Wakil Ketua DPRD Nganjuk, Raditya Haria Yuangga membenarkan bahwa curhatan nakes tersebut ditujukan kepada dirinya. Pihaknya berkoordinasi dengan Pemkab Nganjuk.
"Betul itu memang curhatan salah satu karyawan Puskesmas Berbek kepada saya. Ini DPRD sudah koordinasi dengan Pemkab," kata Angga kepada detikcom, Senin (30/11/2020).
Berikut isi curhatan nakes tersebut.
Ass wr wb mas Angga,
Saya karyawan Puskesmas Berbek ( maaf saya gak berani sebut nama). Saya ingin curhat mengenai kondisi puskesmas.
Saat ini ada beberapa teman kami ( 4 orang ) yang positif covid tapi kepala puskesmas tidak mau lock down. Kami diswab dan disuruh tunggu hasilnya.
Bisa jd ada tambahan positif lg.
Kami bekerja tidak nyaman takut khawatir.
Selama menunggu swab kalau saling menulari bagaimana? Kita setiap hari pelayanan ke masyarakat sekitar 100 orang, bagaimana kalau menulari masyarakat ?
Terus terang kami tidak tahu harus curhat ke siapa? Sementara dari dinas Kesehatan juga tidak ada langkah2 antisipasi.
Kabupaten yg lain kalo ada kasus spt ini pasti puskesmas di lockdown 10-14 hr.
Kalo tdk ada tindakan apa2, berbek ambyar mas
Semoga mas angga bisa membantu kegalauan kami
Matur swn
(sun/bdh)