Dinas Pendidikan Banyuwangi Wilayah Jawa Timur menambah jumlah sekolah yang menggelar uji coba sekolah tatap muka. Ini dilakukan setelah evaluasi 14 sekolah yang telah melakukan uji coba dinilai berhasil. Total saat ini ada 43 sekolah yang melakukan uji coba pembelajaran tatap muka.
Kepala Cabang Dinas Pendidikan Banyuwangi Istu Handono mengatakan pihaknya sudah mengevaluasi 14 sekolah yang menggelar tatap muka selama dua pekan. Hasilnya menurut Istu cukup memuaskan. Semua sekolah menurutnya bisa menerapkan protokol kesehatan dengan kurikulum kedaruratan selama menggelar uji coba.
Termasuk empat sekolah yang sebelumnya sempat diminta tidak melanjutkan uji coba pendidikan tatap muka. Istu mengatakan jika sekolah-sekolah tersebut sudah kembali menerapkan uji coba.
"Semua sekolah bisa melanjutkan uji coba, termasuk empat sekolah itu," kata Istu kepada wartawan, Kamis (19/11/2020).
Karena keberhasilan itu, akhirnya Cabang Dinas menambah jumlah sekolah yang menggelar uji coba tatap muka. Ada 43 sekolah yang terdiri dari 21 SMA dan 22 SMK baik negeri maupun swasta yang diperbolehkan menggelar uji coba. Sehingga saat ini di Banyuwangi ada 57 SMK/SMA yang sudah menggelar uji coba dari total 191 sekolah.
"Jadi sesuai perintah Gubernur, yang digelar ini uji coba tatap muka ya. Bukan tatap muka yang sebenarnya. Tetap mengacu 25 persen dari jumlah siswa yang diperbolehkan masuk," kata Istu.
"Secara umum semuanya sudah berjalan baik. Ada beberapa sekolah yang kita ikutkan uji coba pembelajaran tatap muka. Tapi karena Banyuwangi masih zona oranye, jumlah siswa yang masuk tetap hanya 25 persen dari total siswa," tambahnya.
Saat ini para siswa menurut Istu tengah menghadapi ujian semester. Sama seperti pembelajaran di saat pandemi, ujian pun dilaksanakan dengan cara daring kecuali sebagian siswa yang tengah memperoleh jadwal untuk pembelajaran tatap muka.
"Ujian semester terus berjalan. Ada yang online ada yang tatap muka,"pungkas Istu.
Sementara itu, salah satu sekolah yang mengikuti uji coba tatap muka yaitu SMAN 1 Giri Taruna Bangsa tampak mulai membagi siswanya. Untuk pekan pertama uji coba, mereka memasukan siswa siswi kelas 10. Sedangkan untuk siswa kelas 11 dan 12 akan dibagi pada pekan kedua uji coba.
Kepala SMAN 1 Giri Taruna Bangsa, Mujib mengatakan bahwa siswa yang datang ke sekolah wajib membawa surat sehat dan surat dari orang tua. Siswa juga terlebih dahulu diperiksa suhu tubuhnya sebelum masuk ke area sekolah. Di dalam kelas, kursi sudah diatur dengan jarak satu siswa satu bangku.
"Guru kita minta lebih pro aktif. Jadi dengan waktu yang ada, guru kita minta untuk memadatkan materi sehingga bisa mengejar ketertinggalan dan memenuhi target pelajaran saat ini," kata Mujib.
Di masa uji coba, Mujib mengatakan jika sekolah memberikan keleluasaan kepada siswa untuk memilih hadir ke sekolah, atau tetap daring dari rumah. Wali kelas diminta terus berkoordinasi dengan wali murid sebelum jam masuk sekolah.
Kemudian, selepas jam sekolah, siswa yang belum dijemput oleh orang tuanya dikumpulkan di dalam ruang aula yang didesain sebagai ruang tunggu. Jadi sekolah benar-benar bisa memastikan siswa selalu dalam kondisi aman dari penularan COVID-19. Terutama di tengah uji coba pembelajaran tatap muka.
"Kita target siswa tetap bisa mendapat materi pembelajaran dengan baik. Pertengahan Desember nanti siswa juga kita agendakan bisa mendapatkan rapor untuk semester pertama," ungkapnya.