Disco-Type, Alat Jaga Jarak di Swalayan Buatan Pelajar SMA Ponorogo

Disco-Type, Alat Jaga Jarak di Swalayan Buatan Pelajar SMA Ponorogo

Charoline Pebrianti - detikNews
Rabu, 18 Nov 2020 08:55 WIB
alat jaga jarak
Bila tak ada jarak, maka alat ini akan berbunyi dan lampu menyala (Foto: Charoline Pebrianti)
Ponorogo -

Tiga siswa SMA Muhammadiyah 1 Ponorogo berhasil membuat alat penjaga jarak di tengah Pandemi COVID-19. Karya mereka menyabet juara pertama di Jatim Education Competition yang memperebutkan Piala Gubernur Jatim.

Tiga siswa berprestasi ini adalah Amelia Puspita Wardani (18), Ranu Ricko Arya Wardhana (17) dan Fahri Ahmad Fadilah (17). Alat yang mereka temukan mereka beri nama 'Disco-type'.

Kecanggihan dan cara kerja Disco-tyle mereka tuangkan dalam tulisan dengan judul 'Efektivitas Pengaplikasian Disco-type (Distance Controller Prototype) sebagai Alat Pembatas Jarak pada Antrian Tempat Perbelanjaan guna Mengurangi Penyebaran Virus Covid-19 di era New Normal'.

"Cara kerjanya jika ada pengunjung yang mengantre di kasir swalayan melewati garis yang sudah ditentukan," tutur Ketua Kelompok Amelia kepada detikcom, Rabu (18/11/2020).

Amelia mengatakan alat ini akan memperingatkan pengantre dengan suara dan juga nyala lampu. Tujuannya untuk menaati protokol kesehatan di tempat perbelanjaan.

"Latar belakang pembuatan alat ini karena sering lihat orang ngantre di swalayan dan mengabaikan garis yang sudah ada," terang Amel.

Amel pun menjelaskan cara membuat alatnya. Pertama yang harus disiapkan adalah bahan sensor ultrasonik, sensor inframerah, kabel buzzer, lampu led, dan arduino uno. Komponen ini hanya membutuhkan dana Rp 200 ribu.

"Pertama proses pemrograman, setelah itu terus alat dirangkai lalu uji coba. Garis yang dipakai lakban biasa tapi didalamnya diberi sensor," papar Amel.

Tonnton video 'Alat Deteksi Corona UGM akan Diujikan ke 10 RS di Indonesia':

[Gambas:Video 20detik]



Apa sulitnya membuat alat ini

Saat perakitan, Amel mengaku sempat mengalami kesulitan. Seperti beberapa alat yang dibutuhkan tidak tersedia di Ponorogo. Terutama sensor ultrasonik.

"Proses pembuatan sekitar 5 hari, paling susah waktu pemrograman," tandas Amel.

Ke depan, lanjut Amel, sebelum dipatenkan harus diuji coba dulu di tempat masing-masing. Sebab, prototipe ini hanya berjarak 12 centimeter.

Guru Pembimbing KIR Muh Syahrur Rohman menambahkan ide ini memang muncul dari anak didiknya karena sering menemui orang yang berbelanja namun tidak mengindahkan jarak antrean.

alat jaga jarakFoto: Charoline Pebrianti

"Dari situ punya ide bagaimana mengingatkan pengunjung tanpa petugas sering turun tangan," imbuh Syahrur.

Syahrur pun mengimbau kepada para generasi muda untuk terus berkarya, tunjukkan kehebatan dan kemampuan kalian semaksimal mungkin.

"Supaya dunia mengenal kalian semua dan sukses," pungkas Syahrur.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.