Manfaat Kecerdasan Buatan Bagi Profesi Radiografer

Manfaat Kecerdasan Buatan Bagi Profesi Radiografer

Esti Widiyana - detikNews
Selasa, 17 Nov 2020 19:28 WIB
4 Manfaat Kecerdasan Buatan Bagi Profesi Radiografer
Foto: Tangkapan Layar
Surabaya -

Kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) mulai mengambil peran di bidang radiologi untuk membantu dokter dalam peningkatan kualitas interpretasi citra. Lalu, apakah AI akan menggeser profesi radiografer?

Konsultan radiologi senior dr Paulus Rahardjo SpRad (K) mengatakan AI merupakan senjata dan tidak akan menggeser profesi radiografer. Justru sebaliknya, tanpa alat tersebut, profesi radiografer akan terancam.

"Tergantung senjata ini dipegang siapa. Jika dipegang oleh industri atau pemilik modal yang besar, profesi radiologi mungkin terancam," kata Paulus, Selasa (17/11/2020).

Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair) itu menjelaskan, AI bisa membantu mengembangkan keahlian dokter dalam menginterpretasi citra medis. Sebab dalam waktu yang singkat, kecerdasan buatan ini bisa mengakses informasi dalam jumlah yang besar.

"Sehingga dapat memprediksi kondisi pasien. AI dapat melihat ratusan ribu kasus dalam hitungan detik saja. Jelas saja dia memiliki kecerdasan untuk bisa memprediksi kondisi pasien dengan kemampuan yang lebih baik," ujarnya.

Apa saja yang bisa dikerjakan AI. Selengkapnya ada di halaman berikutnya.

Faktanya, seringkali AI dianggap hanya digunakan untuk menginterpretasi sebuah gambar saja, justru pekerjaan yang dapat dilakukan sangat luas. Di bidang radiologi, setidaknya terdapat enam hal yang dapat kerjakan AI.

1. Menentukan protokol pemeriksaan terbaik secara otomatis. Contohnya, apakah pasien memerlukan CT Scan atau MRI. AI juga dapat menentukan dosis radiasi pasien dalam satu tahun.

"Dia bisa menganalisis apakah ada kebutuhan untuk menambah atau mengurangi protokol pemeriksaan. Ini sangat membantu sekali," katanya.

2. AI juga dapat berperan dalam mengelola penjadwalan. Misalnya ketika ada pasien darurat, alat ini dapat mendahulukan urutan pasien untuk segera diperiksa.

3. Akuisisi citra dan rekonstruksi dapat menentukan protokol pemeriksaan, posisi dan dosis radiasi paling rendah yang harus dipakai untuk memeriksa pasien. Dapat pula menampilkan hasil pemeriksaan sesuai kebiasaan yang dilakukan dokter hingga mampu mendiagnosis patah tulang, osteoartritis, usia tulang dan kekuatan tulang.

"Untuk membandingkan tumor paru yang tadinya 1,5 cm sekarang menjadi 1,3 cm itu, mata kita secara radiologi akan kesulitan. Tapi dengan AI lebih mudah dilakukan karena tingkat ketelitiannya jauh di atas kita," jelasnya.

4. Analisis kuantitatif. AI mampu menampilkan berat atau ringan tingkat penyakit pasien.

"Rangkul dan pakailah AI. Tidak perlu khawatir, karena cara kita menangani pasien, perhatian, dan kepedulian kita tidak akan pernah bisa digantikan oleh AI," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
(fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.