Emil Dardak mengatakan dinamika revolusi industri 4.0 ini, semakin menuntut dicetaknya SDM di bidang ilmu teknik atau insinyur. Emil pun menyayangkan rendahnya jumlah lulusan program insinyur atau teknik yang masih istiqamah berkarir sebagai insinyur profesional.
Pria yang juga menjadi dosen di Unair ini, menambahkan jenis profesi yang berpotensi tergeser karena perkembangan teknologi digital, kecerdasan buatan dan konektivitas internet cukup banyak. Kendati demikian, Emil mengungkap kebutuhan SDM yang menguasai iptek semakin penting untuk menjaga daya saing bangsa.
Di kesempatan yang sama, Emil mengapresiasi keberadaan Poltera yang mencetak lulusan program vokasi. Hal ini diharap akan memenuhi kebutuhan SDM.
"Asosiasi profesi seperti Persatuan Insinyur Indonesia (PII) mungkin bisa mempertimbangkan lagi membina lulusan D3 ilmu teknik, semisal sebagai associate member sebagaimana pernah diwacanakan," kata Emil Dardak dalam siaran pers yang diterima detikcom di Surabaya, Kamis (12/11/2020).
Tak hanya itu, Emil menyampaikan profesi iptek memang menuntut peningkatan kompetensi yang berkelanjutan. Menurutnya, hal ini tidak hanya berhenti saat memperoleh ijazah, seperti profesi dokter dan juga insinyur.
"Maka, walaupun program vokasi di Poltera menekankan keterampilan siap kerja, lulusan Poltera harus bisa terus mengembangkan kompetensi dan beradaptasi pada perkembangan teknologi di bidangnya masing-masing," imbuhnya.
Menurut Emil, jika lulusan D3 bisa diwadahi, asosiasi profesi insinyur ini akan mendukung upaya mewujudkan peningkatan kompetensi yang berkelanjutan. (hil/fat)