Awas, Pupuk NPK Phonska Palsu Beredar di Tulungagung

Awas, Pupuk NPK Phonska Palsu Beredar di Tulungagung

Adhar Muttaqin - detikNews
Sabtu, 07 Nov 2020 09:01 WIB
petani di Tulungagung diresahkan peredaran pupuk NPK bermerk Phonska yang diduga palsu
Pupuk di Tulungagung (Foto: Adhar Muttaqin/detikcom)
Tulungagung -

Menjelang musim tanam di akhir 2020, para petani di Tulungagung diresahkan peredaran pupuk NPK bermerk Phonska yang diduga palsu. Saat diaplikasikan di tanaman, pupuk tersebut justru membuat tanaman menguning.

Ketua Kelompok Tani Argo Lestari Desa Ngrejo, Kecamatan Tanggunggunung Samsuri, mengatakan peredaran pupuk yang diduga palsu itu terjadi sejak satu bulan terakhir. Petani mendapatkan pupuk yang dikemas dalam karung pupuk subsidi itu dari salah satu toko, yang bukan distributor resmi pupuk bersubsidi.

"Harganya itu antara Rp 170 ribu hingga Rp 190 ribu," kata Samsuri, Sabtu (7/11/2020).

Pada awalnya petani tidak merasa curiga dengan kondisi pupuk tersebut, sebab sekilas mirip dengan pupuk asli. Namun setelah diaplikasikan ditanamkan, hasilnya justru sebaliknya, tanaman menjadi menguning. Petani pun harus melakukan berbagai upaya untuk memulihkan kondisi tanaman.

Menurutnya para petani merasa sangat dirugikan terkait temuan kasus tersebut, sebab perkembangan tanaman yang diandalkan justru tidak sesuai harapan setelah diberi pupuk yang diduga palsu itu.

Samsuri menjelaskan, pada musim tanam ini para petani mengaku membutuhkan pupuk dengan jumlah yang relatif banyak, sedangkan jatah pupuk bersubsidi dari pemerintah cukup terbatas. Untuk itulah petani berusaha mencari alternatif tambahan pupuk, namun justru tertipu.

"Pupuknya kan masih kurang, makanya cari tambahan, termasuk pupuk non subsidi," jelasnya.

Sementara Tim Komisi Pengawasan Pupuk Dan Pestisida Tulungagung, Gatot Rahayu, mengatakan saat dilakukan pengamatan secara seksama pada fisik pupuk yang diduga palsu itu, pihaknya menemukan sejumlah kejanggalan.

"Kalau yang asli itu saat dipegang berasa bunyi berisik atau krisik-krisik, tapi kalau yang palsu tidak bunyi, ya seperti tanah biasa. Selain tadi saat dicampur dengan air kalau yang asli ada endapan putih di bawah, itu memang pospate yang belum larut, tapi yang palsu endapannya putih seperti lumpur," kata Gatot.

Terkait peredaran pupuk palsu itu, pihaknya masih berusaha melakukan penelusuran, guna mengetahui produsennya. Namun hingga kini upaya tersebut belum membuahkan hasil. "Itu memang kewajiban kami untuk menelusuri, sebetulnya sudah kami telusuri, tapi belum tahu siapa produsennya," jelasnya.

Halaman 2 dari 2
(fat/fat)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.