Setting produksi film ini seratus persen berada di Bojonegoro. Sebagian besar settingnya berada di Kecamatan Gondang. Alasannya, suasana kampung dan alam Gondang dinilai eksotis dan sangat mendukung film ini.
Survei lokasi untuk pengambilan gambar film ini memasuki survei keempat atau survei terakhir. Survei kali ini diikuti langsung sineas dari Polandia, Wojciech Staron, yang dalam film ini menjadi director of photography (DoP).
Dalam survei ini sang sutradara, Makbul Mubarak, juga turun langsung ke Kecamatan Gondang di antaranya di lokasi hutan RPH Sukun dan di rumah penduduk perkampungan setempat. Dalam survei kali ini Makbul dan Staron nampak serius berdiskusi soal lokasi.
"Ini survei yang keempat setelah awal tahun 2019 melakukan survei yang pertama," ungkap Makbul.
Produksi film ini akan tetap ketat dalam melaksanakan protokol kesehatan selama pra produksi dan saat syuting nanti. Semua kru film menerapkan protokol kesehatan meski kebutuhan syuting nanti banyak melibatkan banyak orang. Smeua kru nantinya juga akan diswab.
"Ini survei terakhir. Setelah ini akan langsung syuting di Kecamatan Baureno, Dander, Sekar, Temayang dan Gondang. Syuting akan memakan waktu kurang lebih 7 minggu di Bojonegoro," tandas Makbul. (iwd/iwd)