"Hujan 6 jam, Senin (2/11) kemarin secara berturut-turut, saya sudah mengira besok ada bencana. Ternyata benar ada jembatan yang hanyut, longsor kecil-kecil, talud ambrol," tutur Kades Ngadirojo Pamuji kepada wartawan, Selasa (3/11/2020).
Pamuji menjelaskan Senin malam dirinya sudah menghubungi para kepala dusun (Kasun) untuk bersiaga jika terjadi bencana di wilayahnya.
"Ya sementara jembatan putus, saya sudah perintahkan kasun untuk membuat jembatan ala kadarnya agar orang bisa jalan," terang Pamuji.
"Insya Allah kalau ada sisa APBDes saya akan bangun tahun ini juga, karena ini merupakan jalan penghubung satu-satunya. Tahun-tahun mendatang bisa patah ini Ngadirojo," ujar Pamuji.
Meski ada jalur lain, lanjut Pamuji, warga harus memutar 3 kali lipat saat jembatan Sungai Joketro ini putus.
"Misal warga Karangrejo mau ke balai desa, lewat Desa Suru bisa 2-3 kali lipat jauhnya," tandas Pamuji.
"Pagi hari tadi ternyata banyak bencana, jalan poros desa kena longsoran. Padahal hari ini pasaran. Akhirnya saya kerahkan warga untuk bersih-bersih," ujar Pamuji.
Dugaan sementara, jembatan putus sekitar pukul 02.00 WIB. Penyebabnya, karena kuatnya arus sungai usai dilanda hujan deras selama 6 jam. Sehingga jembatan dengan dimensi panjang 12 meter dan lebar 3 meter putus karena terbawa derasnya arus.
"Sekarang warga lewat jalur alternatif antara Desa Ngadirojo dengan Desa Klepu," papar Pamuji.
(fat/fat)