Meski Ada Tambahan 11 Kasus Baru, Kota Blitar Masih Bertahan di Zona Kuning

Blitar - Kota Blitar berupaya keras bertahan di zona kuning paparan virus Corona. Dalam sepekan, ada 11 kasus tambahan terkonfirmasi positif yang berasal dari klaster bank pelat merah dan pendidikan Sekolah Polisi Negara (SPN).

Ketua Harian Satgas COVID-19 Kota Blitar Didik Djumianto menjelaskan dengan angka tambahan 11 kasus selama sepekan berarti Kota Blitar mampu bertahan di zona kuning.

"Perubahan zona itu tiap pekan ya. Kalau Kota Blitar indikatornya asal angka kematian tidak lebih dari 1. Dan angka tambahan kasus konfirm tidak lebih dari 13. Kita sepekan ini 11 jadi masih di zona kuning," jelas Didik kepada detikcom, Minggu (1/11/2020).

Sebelas tambahan kasus baru itu, imbuh dia, sembilan di antaranya berasal dari dua klaster yang berbeda. Pertama, klaster keluarga sepulang dari pendidikan Sekolah Polisi Negara (SPN).

Baca juga: Positif COVID-19, Pegawai Dinkes Blitar Meninggal

Kedua, klaster bank plat merah yang lokasinya berada di wilayah Kabupaten Blitar. Keduanya berlokasi di Kelurahan Bendo Kecamatan Kepanjenkidul Kota Blitar. Hasil swab keduanya keluar pada Senin (26/10/2020).

"Yang sepulang dari pendidikan di SPN ini pria (47) warga Bendo, dua anggota keluarganya juga terkonfirmasi positif COVID-19. Terus yang karyawan bank pemerintah, pria (32) juga warga Bendo, ini ada lima anggota keluarganya juga yang ikut terpapar Corona," ungkapnya.

Didik mengaku mengalami kesulitan tracing dan testing di klaster bank pemerintah. Selain lokasinya berada di wilayah kabupaten, pihak internal bank sendiri dinilai kurang kooperatif melakukan upaya memutus rantai penyebaran virus Corona.

Baca juga: Pasien COVID-19 di Jatim Tambah 223, yang Sembuh Tambah 226

"Padahal kalau tracing dan testing dilakukan dengan cepat, itu efektif memutus rantai penyebaran. Kami di kota ya tracing dan testing pihak keluarganya saja," imbuhnya.

Didik berharap, upaya untuk bertahan di zona kuning dapat ditingkatkan menuju zona hijau. Apalagi, sudah ada wacana menormalkan kembali aktifitas belajar mengajar dengan tatap muka langsung bagi siswa SD dan SMP dalam bulan ini.

"Kami sangat butuh kerjasama semua leading sektor, baik swasta atau negeri. Kerjasama semua elemen masyarakat untuk lebih disipil merubah perilaku sesuai protokoler kesehatan. Karena wabah ini harus dihadapi bersama dengan kesadaran dan tanggung jawab masing-masing," pungkasnya.

Tonton juga 'Keputusan RI Buka Sekolah di Zona Kuning Dikritik WHO':

[Gambas:Video 20detik] (iwd/iwd)